Sukses

Wujudkan Ketahanan Pangan RI, Jokowi Bakal Buka JFSS

Presiden Jokowi menargetkan swasembada pangan dalam kurun waktu lima tahun mendatang untuk menekan ketergantungan impor.

Liputan6.com, Jakarta - Ketahanan pangan merupakan tantangan nyata bagi seluruh negara termasuk Indonesia. Karena pangan sebagai sumber kehidupan bagi 5 miliar manusia di dunia dan diantaranya ada 250 juta jiwa penduduk negara ini. Ironisnya, untuk memenuhi kebutuhan pangan, impor selalu menjadi andalan.

Indonesia menuju arah pembenahan, dengan mewujudkan peningkatan produksi dan produktivitas pangan oleh petani, peternak dan lainnya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menargetkan swasembada pangan dalam kurun waktu lima tahun mendatang untuk menekan ketergantungan impor.

Berkaitan dengan hal itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyelenggarakan Jakarta Food Security Summit (JFSS) ke-3 di JCC, Senayan, Kamis (12/2/2015). Acara bertema "Pemberdayaan Petani, Peternak, Petambak dan Nelayan melalui Wadah Koperasi untuk Mencapai Ketanahan Pangan akan berlangsung selama 3 hari pada 12-14 Februari ini.

Dari agenda acara yang diterima Liputan6.com, rencananya Presiden Jokowi akan membuka JFSS ke-3 pada hari pertama ini pada pukul 11.00 WIB. Dihadiri pula oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto dan menteri-menteri terkait serta sedikitnya 1.000 peserta dan tamu undangan.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Natsir Mansyur memastikan kedatangan Presiden dalam acara JFSS 2015. "Presiden jadi datang tapi mungkin agak molor pukul 10.00 WIB," ucap dia kepada Liputan6.com.

Terpisah, salah satu Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres)  yang enggan disebut namanya mengaku, belum dapat memastikan kapan Presiden tiba di JCC. "Belum tahu, karena Pak Presiden nggak bisa dipastikan datangnya jam berapa, jadi atau tidak. Tapi jadwalnya masih ke sini (JFSS)," paparnya

Siang harinya, akan ada panel diskusi dengan judul Pemberdayaan Wadah Koperasi sebagai Kunci Keberhasilan di Bidang Pertanian-Peternakan-Perikanan. Diskusi ini akan menghadirkan pembicara kunci, seperti Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Koperasi dan UKM AA. Gede Ngurah Puspayoga serta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

"Melalui penyelenggaraan ini diharapkan dapat menampung berbagai masukan dan usulan untuk lebih mempertajam langkah kebijakan bagi seluruh pemangku kepentingan khususnya dalam mengatasi kerawanan pangan. Karena ini dikhawatirkan bisa timbul setiap saat jika sektor pertanian tidak mendapat prioritas penanganan prima," tegas Suryo.  (Fik/Ndw)