Liputan6.com, Kapuas Hulu- Warga yang tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia lebih memilih membeli bahan bakar minyak (BBM) dari Malaysia ketimbang dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik PT Pertamina (Persero) untuk mendukung aktivitas sehari-hari.
Apa alasannya?
Di Badau, Kapuas Hulu, Kalaimantan Barat, saat ini hanya terdapat satu SPBU dimana itu milik PT Pertamina (Persero). Namun, hingga saat ini peran SPBU itu nampaknya belum bisa maksimal untuk memasok BBM di wilayah perbatasan tersebut.
Salah satu alasan warga lebih memilih membeli BBM dari Malaysia selain bagi mereka memiliki kualitas yang lebih baik, SPBU milik Pertamina tersebut tidak buka seharian penuh.
Di Badau, SPBU yang baru berdiri dua tahun lalu itu hanya buka mulai dari jam 08.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Hal itu disebabkan tidak adanya pasokan listrik ke SPBU tersebut.
Camat Badau, Ahmad Salaffudin menjelaskan hingga saat ini SPBU tersebut masih mengandalkan genset untuk mengoperasikannya.
"Di sini juga belum jual solar subsidi, padahal ada sebagian masyarakat yang butuh itu. Makanya jeleknya kita hanya bisa andalkan solar dari Malaysia," kata Salaffudin.
Diceritakannya, wargau Badau sendiri saat ini sebagian pasokan listrik berasal dari Malaysia. Hal itu dikarenakan kemampuan pembangkit listrik di sekitar Badau hanya‎ sebesar 400 kilovoltampere (kVA).
Advertisement
"‎Saya dulu pernah ajukan pasokan untuk SPBU itu, tapi ya mau gimana lagi, kita tunggu saja sampai PLN mampu nantinya," pungkas dia. (Yas/Ndw)‎