Liputan6.com, Jakarta - Langkah PT PLN yang memadamkan listrik di wilayah Jakarta Utara saat hujan deras pada awal minggu ini mendapat kecaman dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Namun, Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan bahwa keputusan untuk mematikan gardu listrik di wilayah Jakarta Utara sudah tepat. Hal ini dilakukan untuk menghindari bahaya sengatan listrik saat terjadi banjir di kawasan tersebut.
"Suka tidak suka kami harus mematikan sementara listrik di kawasan tersebut. Kami harus mematikan aliran listrik di waduk pluit pinggirpantai dan gardu induk Muara Karang. Beliau (Ahok) saja yang tidak mengerti soal listrik," ujarnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (12/2/2015).
Dia menjelaskan, sebenarnya ada 17 gardu listrik distribusi yang berada dalam titik rawan banjir. Dari total tersebut, sebanyak 625 gardu listrik (gardu kecil) yang harus dimatikan oleh PLN saat terjadi banjir.
"Kami harus mematikan gardu distribusi 8-17 hampir selama 2 jam lamanya," lanjut dia.
Selain itu, bagi masyarakat kelas menengah ke atas yang tergolong mampu agar membeli genset pribadi. Dengan demikian, masyarakat golongan ini tidak merasa digurikan saat PLN mematikan gardu untuk kepentingan yang lebih besar.
"Karena sudah banjir terus listrik harus dimatikan, seharusnya bisa sediakan genset," tandasnya. (Dny/Nrm)
Dirut PLN Sebut Ahok Tak Mengerti Soal Listrik
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan bahwa keputusan untuk mematikan gardu listrik di wilayah Jakarta Utara sudah tepat.
Advertisement