Sukses

Pertamina Minta Tambahan Subsidi Jika Harga Solar Turun

PT Pertamina meminta tambahan subsidi solar agar tidak mengalami kerugian.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menginginkan penambahan subsidi pada Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar jika pemerintah menurunkan harganya.

Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang menuturkan, jika pemerintah memutuskan menurunkan harga solar pada pertengahan Februari 2015 seharusnya ada tambahan subsidi untuk solar. Tambahan subsidi itu agar PT Pertamina (Persero) tak mengalami kerugian. Saat ini harga BBM bersubsidi jenis solar dipatok Rp 6.400 per liter.

"Ya pemerintah akan evaluasi kembali apakah perlu dinaikkan atau tidak. Bisa saja subsidi sudah lebih dari Rp 1.000 tetapi harga belum naik karena waktu terlalu pendek. Oleh karena itu, jika ada saat subsidi kurang dari Rp 1.000, jangan langsung ditekan untuk menurunkan harga," ujar Ahmad, Jumat (13/2/2015).

Menurut Ahmad, tambahan subsidi yang tepat untuk solar jika harga diturunkan mencapai Rp 400-Rp 500 per liter. "Iya. Kalau subsidi tetap Rp 1.000 yah harga yang naik. Lihat saja harga solar ke industri berapa sekarang?," kata Ahmad.

Ahmad mengatakan, pembentukan harga BBM menggunakan Mean of Platts Singapore (MOPS) dan dolar Amerika Serikat (AS). Saat ini kedua komponen tersebut mengalami penguatan. "Harga minyak sekarang sudah naik ke US$ 57 per barel dan kurs Rp 12.800 per dolar AS," ujar Ahmad.

Ahmad menambahkan, melihat kondisi parameter harga BBM tersebut, sebaiknya pemerintah tak menurunkan harga solar subsidi. "Poinnya adalah harga solar kemarin rugi, apalagi jika MOPS dan dollar AS naik. Masak malah diminta diturunkan?," tutur Ahmad.

Harga minyak mentah AS ditutup di atas US$ 51 per barel seiring data yang menunjukkan potensi stok mencapai rekor di Cushing, Oklahoma pada penutupan Kamis (Jumat pagi WIB). Harga minyak mentah berjangka AS untuk Maret naik US$ 2,37 atau 4,85 persen menjadi US$ 51,21 per barel. Harga minyak Brent berjangka naik US$ 2,39 atau 4,37 persen menjadi US$ 57,05 per barel setelah turun 3 persen.

Sebelumnya Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofyan Wanandi mengatakan, harga BBM jenis premium dan solar akan turun pada 15 Februari 2015. Namun, pemerintah masih menghitung berapa besar harga jual BBM turun. (Pew/Ahm)