Liputan6.com, Jakarta - Banjir seolah sudah menjadi langganan bagi Jakarta tiap tahunnya. Padahal sebagai sebuah ibukota negara, Jakarta harusnya menjadi kota yang bebas banjir.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mudjiadi mengatakan, untuk mengatasi banjir di ibukota, maka harus ada pembenahan pada 3 daerah, yaitu di daerah hulu, daerah tanah dan daerah hilir.
Untuk daerah hilir misalnya, mega proyek tanggul garuda raksasa yang dulu dikenal dengan sebutan Giant Sea Wall sebenarnya bisa menjadi solusi untuk mengatasi banjir. Terlebih lagi banjir di wilayah pesisir ini biasanya merupakan banjir rob yang disebabkan oleh masuknya air laut ke daerah pesisir atau daratan.
"Banjir rob di pesisir disebabkan oleh penurunan tanah sekitar 7 cm-10 cm per tahun ini. Makanya dulu kita ingin dibangun Giant Sea Wall, karena tanah di Jakarta sudah ada yang dibawah elevasi air laut. Jadi Giant Sea Wall itu adalah sebuah keniscayaan, harus dilakukan," ujarnya di Kantor Kementerian PURP, Jakarta, Jumat (13/2/2015).
Selain itu, perlu juga dilakukan pembenahan daerah hulu yaitu di sekitar Puncak, Bogor, Jawa Barat. Kemudian daerah tanah, mulai dari Bendungan Katulampa, Depok dan Jakarta. Serta daerah muara atau hilir yaitu di pantai utara Jakarta.
"Jadi kalau di hulu, bagaimana hujan yang turun ditahan selama mungkin. Kita lakukan reboisasi dan konservasi. Juga bangun Waduk Ciawi dan Sukamahi," kata dia.
Untuk pembenahan di daerah tanah, yaitu dengan cara manfaatkan kapasitas sungai yang ada. "Ciliwung itu kapasitasnya 200 meter-300 meter kubik per detik, kita buat jadi 550 meter kubik per detik," tandasnya.
Tanggul Garuda Raksasa Bisa Lindungi Jakarta dari Banjir
Banjir seolah sudah menjadi langganan bagi Jakarta tiap tahunnya.
Advertisement