Sukses

Belanda, Eksportir Bunga Terbesar Dunia di Hari Valentine

Para penjual dengan harga tinggi yang tak ingin menanggung rugi akhirnya harus mencari spesialisasi tersendiri pada bunga yang dikembangkan

Liputan6.com, Jakarta- Sebagai produk global, ekspor bunga di seluruh dunia tercatat dapat mencapai US$ 20,6 miliar atau Rp 263,6 triliun setiap tahunnya hingga tahun lalu. Sejauh ini, Belanda tercatat sebagai eksportir bunga terbesar di dunia setiap kali hari Valentine tiba.

"Jumlah ekspor bunga Belanda mencapai 52 persen dari jumlah keseluruhan di dunia tahun lalu. Ini berkat luasnya perkebunan bunga di berbagai pedesaan di Belanda," seperti tertera dari laporan Rabobank yang dikutip Money Control, Sabtu (14/2/2015).

Meski begitu, pangsa pasar Belanda di sektor ekspor bunga global berkurang lantaran para pesaing yang mematok harga lebih rendah seperti Kenya, Ethiopia, Ekuador, dan Kolombia. Negara-negara tersebut dapat dengan cepat meningkatkan produksinya.

"Para petani bunga di negara ini mampu mencapai produksi bunga berkualitas bagus dalam skala besar dengan harga bersaing," ujar para ekonom di Rabobank.

Para penjual dengan harga tinggi yang tak ingin menanggung rugi akhirnya harus mencari spesialisasi tersendiri pada bunga yang dikembangkannya. Artinya, bunganya harus jauh berbeda dengan negara-negara yang menjual dengan harga lebih rendah atau ikut aktif berinvestasi di pasar tersebut.

"Kolombia pernah menempati peringkat kedua sebagai eksportir terbesar di dunia dengan industri bunga senilai US$ 1 miliar," menurut catatan ProColombia.

Menurut laporan tersebut, Asia tidak menjadi negara-negara yang mewakili produksi bunga. Tapi provisin Yunnan, China tercatat sangat potensial untuk merajai industri bunga di seluruh dunia.

Dounan Flower Market di Yunnan merupakan pasar bunga terbesar di Asia yang mampu menjual 12 juta bunga per hari. Kesulitan terbesanya untuk merambah pasar Eropa dan Amerika Utara adalah kebutuhan logistiknya. (Sis/Nrm)