Liputan6.com, Jakarta - Tiga operator stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang beroperasi di Indonesia tidak melakukan perubahan harga jual BBM pada pertengahan Februari 2015.  Harga BBM non subsidi yang dijual PT Pertamina (Persero), PT Shell Indonesia dan PT Total Oil Indonesia masih sama dengan harga yang ditetapkan di awal Februari.
Ketiga perusahaan yang bergerak di bisnis ritel BBM tersebut memang melakukan perubahan harga setiap dua minggu sekali. Perubahan harga bergantung pada pergerakan harga minyak dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Informasi mengenai persaingan harga antara Pertamina, Shell dan Total berhasil menyita perhatian masyarakat. Tak hanya itu, Â artikel lainnya mengenai harga premium dan solar yang tidak berubah pada pertengahan bulan ini juga paling dicari pembaca.
Advertisement
Lengkapnya, berikut lima artikel  paling populer di kanal bisnis Liputan6.com, edisi Minggu, 15 Februari 2015:
1. Cek Harga BBM Pertamina, Shell & Total
Pada pertengahan Februari ini, Pertamina masih membandrol Pertamax Plus 95 di harga Rp 9.050 per liter, Pertamax 92 di harga Rp 8.000 per liter dan Pertamina Dex di harga Rp 9.800 per liter. Sedangkan Shell mematok BBM jenis Super di harga Rp 8.100 per liter, V-Power di harga Rp 9.100 per liter dan Diesel di level Rp 9.500 per liter. Lalu bagaimana dengan Total?
2. Harga Premium dan Solar Tak Berubah
Pemerintah tak mengubah harga BBM jenis Premium dan Solar pada pertengahan Pebruari 2015. Pantauan Liputan6.com, di SPBU 34.13804, harga Premium masih tetap di level Rp 6.700 per liter sedangkan Solar Rp 6.400 per liter.
Â
3. Cara Mudah Jadi Miliarder dalam Tiga Langkah
Menjadi seorang yang sehat secara finansial sebenarnya cukup mudah. Untuk mewujudkan hal tersebut sebenarnya hanya perlu trik matematika dan juga disertai dengan kebiasaan yang baik. Bahkan tidak hanya sehat secara finansial, jika trik tersebut benar-benar dilakukan bisa saja Anda menjadi seorang miliarder.
4. Ini Alasan Dirjen Pajak Pantas Terima Gaji Rp 100 Juta per Bulan
Pengamat perpajakan menilai kenaikan gaji yang akan diterima oleh para pegawai Direktorat Pajak termasuk juga Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan sangat wajar dan memang harus dilakukan. Hal ini karena beban tugas yang diemban oleh Direktorat Pajak juga cukup besar.
5. Masyarakat di Negara Berkembang Makin Doyan Berlibur
Credit Suisse Research Institute (CSRI)Â menerbitkan hasil survei tahunan tentang konsumen di negara-negara berkembang. Salah satu temuan survei yang telah rutin dilaksanakan selama lima tahun tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di negara-negara berkembang seperti Indonesia, Brasil dan Meksiko semakin senang mengeluarkan dana untuk berlibur.
Â