Sukses

Pembangunan Smelter Butuh Pengawasan Menyeluruh

Pembangunan smelter dinilai tidak menguntungkan bagi perusahaan tambang tetapi dari sisi industri baik untuk negara.

Liputan6.com, Yogyakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung upaya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk memperketat pengawasan pembangunan smelter dengan membentuk tim khusus.

Sekretaris Jenderal Kemenperin, Anshari Bukhari mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan pembentukan tim khusus guna mengawasi perusahaan tambang untuk membangun pabrik pemurniannya di dalam negeri.

"Tim khusus untuk smelter itu bagus-bagus saja. Karena banyak hal yang perlu dikoordinasikan mulai dari perizinan, insentif dan lain sebagainya. Itu mau tidak mau harus berkoordinasi. Karena tidak bisa untuk smelter itu di satu kementerian saja yang menangani," ujar Anshari dalam Workshop Kemenperin di Yogyakarta, Senin (16/2/2015).

Dia menjelaskan, untuk aspek industri wewenangnya ada di Kementerian ESDM dan Kemenperin, dari aspek perizinan ada di Pemerintah Daerah (Pemda) dan aspek insentif menjadi wewenang dari Kementerian Keuangan.

"Pada dasarnya kami mendukung saja. Itu memang diperlukan kajian-kajian yang lebih lengkap. Agar kerugian yang dikira akan terjadi bisa di minimalisir," kata dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kemenperin, Imam Haryono mengakui, jika dilihat dari sisi bisnis, proyek pembangunan smelter ini merupakan proyek yang tidak menguntungkan bagi perusahaan tambang. Akan tetapi dari sisi industri, hal ini baik bagi negara.

"Jadi smelter itu masalahnya secara bisnis tidak visible, tetapi secara industri ini baik untuk negara. Makanya kita harus upayakan supaya jadi visible. Dan untuk ini tidak hanya butuh dukungan dari Kemenperin saja, tetapi juga ESDM dan lain-lain," tandasnya.

Seperti diketahui, Menteri ESDM Sudirman Said akan membentuk tim khusus untuk mengurusi proyek yang akan dibangun Kementerian ESDM. Tim ini berguna untuk memastikan proyek yang dibuat pihak ESDM berjalan dengan lancar.

Pembentukan tim tersebut dikarenakan serapan yang rendah pada proyek yang dibangun pemerintah sehingga banyak proyek smelter yang jalan di tempat. (Dny/Ahm)