Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) kembali menggelar Rapat Dengar Gubernur (RDG) dengan cakupan tiga bulan pada hari ini di Gedung Bank Indonesia, Jakarta.
Dalam RDG kali ini, sejumlah pengamat memperkirakan, BI tidak akan mengubah level suku bunga acuan atau BI rate di angka 7,75 persen.
‎
Baca Juga
"Kelihatannya akan tetap, meski saya pribadi menginginkan BI rate untuk turun," kata Direktur PT Bahana TWC Asset Management, Budi Hikmat saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (17/2/2015).
Advertisement
Ia menjelaskan, BI Rate tetap karena dengan level sekarang BI menunjukkan masih akan fokus menurunkan current account deficit/neraca transaksi berjalan Indonesia. Namun keinginan Budi untuk BI rate bisa turun akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015, pertumbuhan ekonomi ditetapkan 5,7 persen.
‎
Sementara hal yang sama juga diungkapkan oleh pengamat ekonomi dari Universitas Atma Jaya, Prasetyantoko. "Melihat kondisi ekonomi sekarang, sepertinya masih akan tetap (BI rate)," tegas Prasetyantoko.‎
Bank Indonesia menetapkan BI Rate sebesar 7,75 persen pada 18 November 2014 dari periode 13 November 2014 di kisaran 7,5 persen. BI menaikkan BI Rate sekitar 25 basis poin sebagai respons atas langkah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada akhir 2014. (Yas/Ahm)