Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan tambang penghasil konsentrat tembaga, dipanggil Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementeri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Rabu (18/2/2015) ini.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kermenterian ESDM R Sukhyar mengatakan, tujuan pemanggilan petinggi perusahaan tambang ke kantornya, untuk mengetahui jumlah produksi, dari produksi tersebut dapat diketahui kebutuhan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter).
"Nanti dari situ bisa diketahui berapa kebutuhan smelter nasional," kata Sukhyar, di Jakarta.
Menurut Sukhyar, untuk mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, tetang mineral dan batubara yang mengamanatkan kewajiban pengolahan dan pemurnian dalam negeri, pemerintah harus menjamin pasokan konsentrat untuk smelter.
"Dari pertemuan ini kapasitas smelter tembaga bisa dipastikan," ungkapnya.
Perusahaan yang dijadwalkan hadir antara lain PT Freeport Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara dan PT Gorontalo Mineral.
Terkait dengan pembangunan smleter. Pembangunan smelter di Papua masih menunggu investor, smelter tersebut rencananya untuk mengolah konsentrat tembaga yang diproduksi PT Freeport Indonesia.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, pembangunan smelter di Papua akan diserahkan ke investor.
Dalam pencarian investor pembangunan smelter Sudirman berpesan agar Pemerintah Daerah mencari mitra yang memiliki kemampuan. Karena itu, akan dibentuk tim untuk menyeleksi mitra pembangunan smelter agar mendapat mitra yang baik.
"Carilah mitra yang baik oleh karena itu segera bentuk tim manajemen untuk menyeleksi mitra-mitra strategis," pungkasnya. (Nrm)