Sukses

Ini Penjelasan Lion Air Soal Kerusakan Pesawat yang Bikin Delay

Menurut Direktur Bandara Lion Air, Daniel Putut Kuncoro, setiap satu pesawat mampu melayani sebanyak lima hingga tujuh rotasi penerbangan.

Liputan6.com, Jakarta - Penundaan penerbangan (delay) yang terjadi pada Lion Air sejak Rabu (18/2/2015) pekan lalu menjadi delay terparah dalam sejarah penerbangan di Tanah Air. Tercatat, sebanyak 567 penerbangan yang mengalami delay.

Direktur Bandara Lion Air, Daniel Putut Kuncoro Adi menjelaskan, delay tersebut disebabkan oleh kerusakan yang dialami oleh beberapa pesawat yang dimiliki maskapai berlambang singa tersebut.

Pada hari pertama delay yaitu pada Rabu (18/2/2015), sebanyak 3 pesawat Lion Air mengalami kerusakan. Pada hari berikutnya, jumlah pesawat yang rusak bertambah menjadi 4 pesawat. Sehingga, total sebanyak 7 pesawat mengalami kerusakan dan tidak bisa terbang.

"Kami sampaikan pada 18-21 Februari, pesawat mengalami gangguan 3 pesawat pada 18 Februari. Lalu 4 pesawat gangguan pada 19 Februari. Jadi ada 7 pesawat yang rusak," ujarnya di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (23/2/2015).

Menurut Daniel, setiap satu pesawat mampu melayani sebanyak lima hingga tujuh rotasi penerbangan. Sehingga kerusakan tujuh pesawat
tersebut menyebabkan sebanyak 49 rotasi penerbangan terganggu.

Setelah dilakukan identifikasi awal oleh perusahaan, kerusakan yang dialami oleh beberapa pesawat tersebut adalah foreign object damage (FOD) atau adanya benda asing yang masuk mesin pesawat sehingga menyebabkan pesawat tidak siap untuk diterbangkan kembali.

"Pada saat mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, kami temukan kerusakan yang berbahaya jika pesawat terus digunakan. Jadi kami tidak menuduh salah satu bandara. FOD bisa berupa batu, kayu, baut dan lain-lain," jelasnya.

Daniel juga mengakui bahwa hingga saat ini masih terjadi keterlambatan penerbangan. Namun hal tersebut dinilai masih dalam batas yang wajar. "Jangan terlalu melebihkan, delay masih dalam keadaan wajar," tandasnya.

Manajemen Lion Air melihat bahwa keterlambatan penerbangan merupakan sesuatu yang wajar dalam dunia penerbangan. Bahkan, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan ketepatan waktu atau ontime performance (OTP) merupakan suatu yang sulit dilakukan dalam dunia penerbangan.

"Kalau bicara dunia penerbangan OTP itu belum ada yang 100 persen," kata Edward. Dia pun menuturkan, saat ini OTP Lion Air masih di bawah 80 persen. Angka itu masih jauh dari standar nasional yang mencapai 87 persen.

Untuk memuluskan langkah tersebut pihaknya akan melakukan investigasi. Apalagi, Lion Air baru mengalami keterlambatan penerbangan beberapa hari sehingga para penumpang pun dirugikan. Dia menuturkan, sasaran investigasi ini meliputi dua fokus utama yakni prosedur penerbangan dan personil maskapai.

"Prosedur akan kami perbaiki dan personil akan training terus. Kami akan bentuk tim khusus nantinya yang bisa menangani kejadian ini," tukasnya.

Video Terkini