Sukses

PLN Bidik Rp 50 Triliun dari Jual Listrik di Jakarta & Tangerang

PT PLN Disjaya menargetkan penjualan listrik pada 2015 mencapai Rp 50 triliun. Dari mana tambahan pendapatan itu?

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Disjaya) menargetkan penjualan listrik sepanjang 2015 mencapai Rp 50 triliun, atau naik dari realisasi tahun lalu Rp 45 triliun.

"Target penyambungan listrik ke 300 pelanggan baru pada tahun ini," General Manager PLN Disjaya Haryanto WS di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (24/2/2015).

Haryanto menambahakan, penambahan sambungan baru tahun ini naik dari realisasi 2014 mencapai 280 ribu pelanggan baru. Tak hanya dari tambahan pelanggan baru, kenaikan pendapatan perseroan juga berasal dari kenaikan tarif listrik.

Untuk wilayahnya Jakarta penyambungan baru akan mengalami penurunan seiring dengan meratanya penyambungan listrik pada periode sebelumnya.

"Penyambungan baru, kenaikan tarif yang kemarin berdampak juga, naiknya bertahap akan berdampak 2015. Secara kilowatthour (kWh) tidak tinggi lagi karena DKI sudah jenuh. pertumbuhan penjualan kita tidak tinggi paling. Berapa persen saja," pungkasnya.

Seperti dikutip dari Rencana Usaha Penyediaan Listrik (RUPTL) 2015-2024, PLN memperkirakan jumlah pelanggan secara nasional akan membengkak menjadi 78,4 juta pada 2024, dari jumlah pelanggan tahun lalu 57,3 juta.

Penambahan pelanggan tersebut disebabkan karena pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini juga akan berdampak pada meningkatnya rasio elektrifikasi dari 84,4 persen pada 2014 menjadi 99,4 pada pada tahun 2024.

Dengan jumlah pelanggan mencapai 78,4 juta PLN pada periode 2015-2024 kebutuhan listrik diperkirakan akan meningkat dari 219,1 Tera Watt hour (TWh) pada tahun 2015 menjadi 464,2 TWh pada 2024. Atau tumbuh rata-rata 8,7 persen per tahun.

Untuk wilayah Sumatera pada periode yang sama, kebutuhan listrik akan meningkat dari 31,2 TWh pada  2015 menjadi 82,8 TWh pada 2024 atau tumbuh rata-rata 11,6 persen per tahun.

Wilayah Jawa-Bali tumbuh dari 165,4 TWh pada 2015 menjadi 324,4 TWh pada  2024 atau tumbuh rata-rata 7,8 persen per tahun. Wilayah Indonesia Timur tumbuh dari 22,6 TWh menjadi 57,1 TWh atau tumbuh rata-rata 11,1 persen per ta nhun.(Pew/Ndw)