Liputan6.com, Washington - Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen kini mulai memberikan sinyal tentang babak akhir suku bunga rendah di Amerika Serikat (AS). Opsi tersebut dibuka berdasarka penguatan ekonomi yang terjadi di AS.
Mengutip laman Financial Times, Rabu (25/2/2015), menghadapi para Senat, pimpinan wanita pertama The Fed tersebut memberikan penilaian optimis terhadap kineja ekonomi AS. Yellen menekankan pasar tenaga kerja yang meningkat di berbagai dimensi dan masih banyak ruang untuk lebih maju lagi.
Baca Juga
"Jika The Fed memodifikasi arahannya pada pasar, tingkat suku bunga dapat naik dalam pertemuan The Fed manapun," ujar Yellen yang tengah mempersiapkan para investor global menghadapi kenaikkan suku bunga tahun ini.
Advertisement
Dia menjelaskan, Federal Open Market Committee (FOMC) akan segera mengetatkan kebijakan moneter kapanpun pihaknya merasa percaya diri bahwa inflasi dapat kembali ke level dua persen. Terdapat sejumlah risiko jika menunggu terlalu lama sebelum suku bunga naik.
Tentu saja karena suku bunga telah berada di dekat level nol selama lebih dari enam tahun.
"Kita harus mulai bersiap. Kami memiliki kebijakan akomodatif yang sangat baik yang telah dilakukan selama beberapa lama," kata dia.
Setelah beberapa pertemuan pada Desember dan Januari, The Fed berjanji untuk bersabar menaikkan suku bunganya. Artinya, The Fed tidak akan mengambil langkah signifikan dalam dua pertemuan FOMC ke depan.
Sinyal kenaikkan suku bunga tersebut diberikan menjelang pertemuan The Fed pada Maret. Dia menjelaskan, modifikasi kebijakan sebaiknya dipahami sebagai refleksi penilaian komite bahwa kondisi perekonomian AS tengah membaik.
The Fed kini tengah berusaha menciptakan cakupan yang lebih luas untuk merespons perubahan lingkungan perekonomian.
"Jika pertumbuhan ekonomi terus terjadi, The Fed akan segera mulai mempertimbangkan peningkatan suku bunga dengan bais dari satu rapat ke rapat lain," terangnya.
Meski beberapa pelaku pasar memprediksi tingkat suku bunga AS akan naik pada Juni, tapi para petinggi The Fed masih tampak merahasiakan kebijakan tersebut meskipin terjadi peningkatan pasar tenaga kerja yang sangat baik, tingkat inflasi rendah serta penguatan dolar AS. (Sis/Ndw)