Sukses

Sapu Ijuk asal Malang Diminati Masyarakat Jepang

Realisasi ekspor dari kota Malang, Jawa Timur mencapai US$ 20,7 juta sepanjang 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Sapu ijuk aren produksi Kota Malang, Jawa Timur, sangat diminati masyarakat Jepang. Buktinya, nilai ekspor sapu ijuk ke negeri matahari terbit  itu mencapai US$ 8,03 juta sepanjang 2014.

"Sebenarnya banyak produk kerajinan lainnya yang sebenarnya juga layak ekspor, tidak hanya sapu ijuk itu," kata Walikota Malang, M Anton, Kamis (26/2/2015).

Secara keseluruhan, realisasi ekspor dari kota Malang, Jawa Timur sepanjang tahun lalu tercatat sebesar US$ 20,7 juta. Ekspor tertinggi disumbangkan dari perhiasan emas dan perak ke Amerika Serikat (AS) dan Singapura yang mencapai US$ 8,8 juta. Ekspor sapu ijuk yang menempati peringkat kedua penyumbang ekspor terbesar dari kota Malang. Lalu ketiga ditempati ekspor bijih plastik ke Belanda dan AS mencapai US$ 2,1 juta.

Negara lainnya yang menjadi tujuan ekspor Malang adalah Italia, China, Selandia Baru hingga Afrika. Komoditasnya mulai dari sepatu anak, kulit hingga serabut kelapa.

Sementara itu untuk realisasi impor berbagai komoditas di Kota Malang sepanjang tahun lalu tercatat hanya sebanyak US$ 2,1 juta. Impor terbesar tetap berupa suku cadang karoseri sebesar US$ 906,5 ribu dari China.

Selanjutnya secara berurutan adalah impor tembakau cacahan dan filter rokok sebesar US$ 874,7 ribu dari Singapura dan cerutu sebesar US$ 299,1 ribu dari Rumania dan Philipina. Komoditas lainnya yang diimpor tidak terlalu besar nilainya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang, Tri Widiani menambahkan, guna menggenjot laju ekspor berbagai produk dari Kota Malang, pihaknya akan gencar mengikuti buying mission atau misi dagang di pameran perdagangan di dunia internasional.

"Untuk mempertemukan langsung antara produsen dari Kota Malang dengan calon pembelinya," kata Tri Widiani.

Misi dagang yang akan diikuti antara lain di kawasan Eropa Timur serta China pada 2015. Di setiap negara itu produk yang dibawa akan menyesuaikan. Misalnya di Eropa Timur lebih menyukai produk garmen dan makanan olahan. Sedangkan China lebih luwes, karena bisa menerima berbagai produk.

"Di setiap negara kami bawa produk berbeda, tergantung pangsa pasarnya. Harapan kami volume ekspor dari Kota Malang bisa terus meningkat," tandas Tri Widiani. (Zainal A/Ahm)