Liputan6.com, Jakarta - Penurunan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau rumah subsidi dari 7,5 persen menjadi 5 persen dinilai tidak membuat PT Bank Tabungan Negara (BTN) merugi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono mengatakan, meski mengalami penurunan, namun pemerintah telah menambahan porsi anggaran yang disalurkan untuk program FLPP ini.
"Itu BTN tidak akan nombok, memang yang FLPP diturunkan 5 persen, tapi porsi pemerintah jadi naik 90 persen. BTN tetap 10 persen," ujarnya dalam konfrensi pers di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (26/2/2015).
Menurut dia, saat ini malah justru pemerintah yang menyalurkan anggaran lebih besar dalam program FLPP sehingga angsuran KPR masyarakat menjadi lebih murah dibandingkan sebelumnya.
"Porsi pemerintah jadi naik, tetapi dia (BTN) bebannya tetap karena anggaran pemerintah untuk FLPP yang naik lebih besar. Tetapi tujuan supaya angsuran pemilik yang biasanya Rp 700 ribu-Rp 800 ribu per bulan, turun jadi Rp 500 ribu," lanjut dia.
Selain itu, program ini pun telah dibantu dengan pemberian uang cash mencapai Rp 4 juta dan uang muka turun menjadi 1 persen dari sebelumnya 5 persen. Hal ini juga diharapkan dapat membantu program pemerintah menyediakan 1 juta rumah.
"Subsidi untuk uang muka dan bunga itu lebih baik untuk MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), sehingga program 1 juta rumah dapat diwujudkan," tandasnya. (Dny/Nrm)
Turunkan Bunga Rumah Subsidi Tak Bikin BTN Rugi
Saat ini malah justru pemerintah yang menyalurkan anggaran lebih besar dalam program FLPP sehingga angsuran KPR masyarakat lebih murah.
Advertisement