Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengaku pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Jawa Barat akan tetap dilanjutkan sesuai rencana sebelumnya. Padahal proyek tersebut telah ditolak oleh PT Pertamina (Persero) karena bisa mengancam keberadaan Blok Offshore West Java (ONWJ).
Sebab, jaringan pipa gas yang dimiliki oleh Pertamina Hulu Energi ternyata melewati atau berada di dalam cetak biru pembangunan pelabuhan Cilamaya.
"Pelabuhan Cilamaya jalan terus," kata Dirjen Perhubungan Laut, Bobby Mamahit di kantornya, Jumat (27/2/2015).
Bobby menilai proyek Cilamaya tidak akan mengganggu aktivitas di lapangan minyak dan gas tersebut. Dia mencontohkan, keberadaan Pelabuhan Tanjung Priok yang tidak mengganggu beberapa pipa yang berada di sekitarnya.
"Kemudian keadaan paling ekstrim Selat Singapura, di sana pipa dan kabel lebih banyak, di sana kapal yang lewat beratus-ratus," tegas Bobby.
Pada tahun 2025, arus barang di Priok mencapai 15 juta TEUs dan meningkat mencapai 20 juta TEUs pada 2030. Artinya Pelabuhan Priok sudah tidak mampu menampung jumlah lalu lintas barang.
"Kalau tidak dilakukan di Cilamaya 8 juta TEUs mau ditaruh di mana? Kita mau bangun pelabuhan di mana? Itu perhitungan dengan akurasi yang jelas," tutup Bobby. (Yas/Ndw)
Advertisement