Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera) mengusulkan kebutuhan utang luar negeri mencapai US$ 23 miliar untuk periode lima tahun ke depan. Nilai utang paling besar dialokasikan untuk proyek infrastruktur air minum dan sanitasi.
"Karena kami belum tahu rupiah lima tahun ke depan berapa, biar aman kami usulkan US$ 15,7 miliar sampai Rp 23 miliar. Ini untuk menjamin program RPJMN," ujar Menteri PU Pera Basuki Hadimuljono di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (27/2/2015).
Baca Juga
Dia merinci, beberapa proyek yang menjadi tugas Kementerian PU Pera dan akan didanai dari utang periode 2015-2019, antara lain :
Advertisement
1. Proyek infrastruktur air minum dan sanitasi sebesar US$ 5 miliar
2. Proyek pembangunan jalan tol US$ 3 miliar
3. Proyek pembangunan konektivitas jembatan dan jalan senilai US$ 2 miliar
4. Proyek pembangunan 49 waduk dan beberapa waduk besar diperkirakan butuh utang luar negeri US$ 1,5 miliar
5. Proyek penanggulangan banjir sekira US$ 1,6 miliar
6. Proyek irigasi yang akan merevitalisasi 3 juta hektare (ha) US$ 1,6 miliar
7. Proyek pembangunan perumahan US$ 1 miliar.
"Paling besar untuk air minum dan sanitasi US$ 5 miliar dalam kurun waktu lima tahun," tegas Basuki.
Dia mengatakan, pencarian utang luar negeri merupakan kewenangan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan Kementerian Keuangan karena kedua Kementeriannya ini adalah ujung tombak dalam mencari pinjaman luar negeri.
"Usulan ini belum final. Kami akan finalkan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Senin depan," papar Basuki. (Fik/Ahm)