Sukses

Penutupan Pabrik GM Tak Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

Keputusan ini murni bisnis semata atau langkah korporasi yang diambil GM dengan melihat kondisi yang ada.

Liputan6.com, Jakarta - Penutupan pabrik General Motors (GM) di Indonesia cukup mengagetkan banyak pihak. Berbagai spekulasi muncul perihal penyebab keputusan produsen kendaraan asal Amerika Serikat (AS) ini.
 
Namun, menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, keputusan ini murni bisnis semata atau langkah korporasi yang diambil GM dengan melihat kondisi yang ada. Keputusan GM ini juga diprediksi tidak akan mempengaruhi iklim investasi di Indonesia.
 
"Saya mendapatkan informasi di koran. Barangkali sebuah strategi GM sendiri, karena statement mereka, mereka nggak akan tinggalkan Indonesia. Mungkin model mobil yang mereka luncurkan sekarang ini kurang laku di pasar tapi mereka akan memperkenalkan jenis model mobil baru, itu barangkali," jelas dia seperti dikutip Sabtu (28/2/2015).
 
Sofyan memastikan aksi korporasi ini tidak ada hubungannya dengan pemerintah. Bila memang GM ingin mengganti jenis mobil yang akan dipasarkan di Indonesia melalui aksi korporasi ini, itu dinilai langkah yang sah-sah saja.

Dia mengakui saat ini produksi kendaraan di Indonesia masih dikuasai kendaraan Jepang. Sebab itu persaingan produsen dari negara lain akan sulit.

"Pasar mobil di Indonesia memang didominasi Jepang, sehingga sulit sekali bagi mobil-mobil kelas yang sama, kecuali diatasnya atau yang spesifik. VW aja mau masuk di Indonesia, potensinya atau basis produksi mobil di Indonesia sangat prospektif. Tidak mencerminkan tutupnya GM di Indo bukan berarti iklim investasi di Indonesia yang salah. Nggak akan pengaruh," tandas dia.

General Motors (GM) mengumumkan akan menghentikan operasional pabriknya di Bekasi, Jawa Barat. Berdasarkan rilis yang diterima Liputan6.com pada Kamis (26/2/2015), basis produksi mobil Amerika itu akan disetop pada Juni 2015.

"General Motors hari ini mengumumkan transisi korporat untuk menjadi sebuah perusahaan distribusi (National Sales Company) di Indonesia dan berencana untuk menghentikan kegiatan produksi kendaraan di pabrik Bekasi pada akhir Juni 2015," bunyi siaran resmi GM Indonesia hari ini, Kamis (26/2/2015).

Menurut Stefan Jacoby, Wakil Presiden Eksekutif GM dan Presiden GM International, GM Indonesia sedang mengalami transformasi yang lebih berorientasi pada pasar. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat bisnis dan jaringan pemasaran dengan fokus pada pengembangan merek Chevrolet dan meningkatkan kualitas produk.

"Beberapa faktor turut menentukan keputusan GM ini, termasuk biaya material yang tinggi dan semakin berkurangnya potensi dalam pemanfaatan keberadaan pemasok dalam negeri dikarenakan skala produksi yang terbatas," imbuh dia.(Fik/Nrm)