Liputan6.com, Jakarta - Deflasi diprediksi sulit terjadi pada Februari 2015. Pasalnya, harga beras dan bahan pangan yang melambung tinggi menjadi penyebab inflasi di bulan kedua ini. Â
Ekonom dari Universitas Indonesia (UI), Lana Soelistianingsih memperkirakan inflasi di Februari ini mencapai 0,05 persen (Month to Month/MoM). Sehingga secara tahunan, diprediksi 6,73 persen.
"Setelah ada perbaikan harga dari Kementerian Perdagangan, inflasi diprediksi 0,05 persen. Tapi sebenarnya kalau nggak ada kisruh beras, bisa meraih deflasi 0,02 persen," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (2/3/2015). Â
Lana menjelaskan, penyumbang inflasi terbesar berasal dari harga beras dan bahan pangan. Harga beras meroket sampai 30 persen di pedagang eceran.
"Harga beras menyumbang 1,6 persen hingga 2 persen dari total Indeks Harga Konsumen (IHK). Karena kalau harga beras naik, harga pangan ikut naik," tambah dia.
Biasanya, sambung Lana, potensi deflasi masih akan terjadi dalam periode Januari-Maret 2015 karena ada musim panen. Sayangnya musim panen mundur yang diperkirakan baru terlihat April-Mei.
"Sedangkan untuk kelangkaan elpiji ukuran 3 kilogram belum terasa di seluruh kota Indonesia, sehingga kemungkinan efeknya baru terlihat pada Maret 2015," paparnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Januari 2015 ini terjadi deflasi sebesar 0,24 persen, di mana secara year on year mencapai 6,96 persen. Beda dari Desember 2014 yang mengalami inflasi sebesar 2,46 persen. (Fik/Ndw)
Harga Beras Bakal Kerek Inflasi Februari
Inflasi di Februari diperkirakan mencapai 0,05 persen sehingga secara tahunan, diprediksi 6,73 persen.
Advertisement