Liputan6.com, Jakarta - ‎Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini akhirnya tembus ke level 13.000, dan sebelumnya masih bergerak di level 12.800-12.900 per dolar AS.
Melihat pergerakan rupiah tersebut, pengamat ekonomi dari CORE Indonesia, Hendri Saparini mengungkapkan Bank Indonesia harus memberikan intervensi. Intervensi tersebut diberikan untuk menjaga pergerakan rupiah agar volatilitasnya tidak terlalu tinggi.
Baca Juga
"BI memang harus intervensi, dan BI pasti akan selalu intervensi," kata Hendri saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (2/3/2015).
Advertisement
Dia memperkirakan intervensi yang dilakukan oleh BI tid‎ak akan jor-joran meski rupiah tembus di level 13.000 per dolar AS. Sebagai salah satu otoritas moneter intervensi harus dipertimbangkan pengaruh cadangan devisa yang dimiliki Indonesia.
Tidak hanya itu hal yang terpenting bagi BI adalah menjaga level rupiah untuk sesuai target pada 2015 yang secara rata-rata akan berada di kisaran 12.500-12.700 per dolar AS hingga ak‎hir tahun.
"Jadi memang tidak akan jauh-jauh dari angka itu, tetap akan ada intervensi, tapi tetep di sekitar level sekarang ini," tegasnya.
Seperti diketahui, Data valuta asing Bloomberg, hari ini, menunjukkan nilai tukar rupiah menembus level 13.000 per dolar AS. Rupiah tercatat sempat menyentuh level 13.001 per dolar AS pada perdagangan pukul 8:53 waktu Jakarta.
‎
Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan pelemahan akhir pekan lalu dengan dibuka melemah di level 12.976 per dolar AS. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berfluktuasi melemah di kisaran 12.975 - 13.001 per dolar AS. (Yas/Ahm)