Liputan6.com, New York - Tak diragukan lagi, setiap orang harus bekerja untuk mendapatkan uang demi membeli kebutuhan hariannya. Sayangnya, beberapa orang memilih pekerjaan yang sangat aneh bahkan mengerikan sebagai profesinya.
Salah satunya adalah para pegawai di klinik bunuh diri atau klinik eutanasia (suntik mati). Orang-orang yang ingin mengakhiri hidupnya dapat pergi ke klinik tersebut untuk mendapatkan suntikan mati.
Gagasan tersebut pertama kali dicetuskan Jack Kevorkian, seorang patologis asal Amerika Serikat. Semboyannya yang terkenal adalah `menderita hingga meninggal bukan tindakan kriminal`.
Semboyan itu juga yang menebar kontroversi luar biasa di seluruh dunia. Sementara klinik suntik mati yang paling terkenal ada di Swiss yaitu, Dignitas Clinic.
Bagaimana klinik eutanasia mengeksekusi hidup pasiennya? Berikut ulasan singkatnya seperti dikutip dari Washington Post, New York Times, The Richest dan sejumlah sumber lain, Senin (2/3/2015):
Gagasan profesi penyuntik mati
Gagasan profesi penyuntik mati
Jack Kevorkian, merupakan ahli patologi asal Amerika Serikat yang dikenal dengan sebutan Dr. Death (dokter kematian). Itu lantaran dia melegalkan upaya bantuan bunuh diri bagi sejumlah pasien yang ingin mengakhiri hidupnya.
Dia menghabiskan puluhan tahun hidupnya untuk melegalkan suntik mati. Karena pekerjaannya yang terbilang mengerikan, Kevorkian pernah dipenjara selama delapan tahun dan sering ditangkap polisi.
Bagaimana tidak, di tangannya, dia membantu lebih dari 130 pasien mengakhiri hidup. Pekerjaan tersebut dilakukan sejak 1990 hingga 2000 dengan menggunakan cairan suntik dan mesin bunuh dirinya yang terkenal.
Dalam pernyataannya, dia mengatakan bahwa yang dilakukan bukanlah pembunuhan. Dia hanya membantu para pasien yang terkena penyakit parah untuk mengakhiri penderitaannya.
Kevorkian menegaskan, dia tak pernah mengakhiri hidup siapapun. Meski itu merupakan pekerjaannya, sang dokter pencabut nyawa berdalih profesi itu bukan untuk mencari uang.
Advertisement
Biaya bunuh diri
Biaya bunuh diri
Salah satu klinik bunuh diri paling ternama di dunia adalah klinik Dignitas di Swiss. Selama operasinya, Dignitas telah membantu lebih dari 1.000 orang mengakhiri hidupnya.
Studi yang digelar University of Zurich menemukan biaya bunuh diri di Dignitas berada di kisaran 6.000 - 7.000 pound sterling. Angka pasien yang ingin mengakhiri hidupnya di klinik Dignitas terus bertambah dari tahun ke tahun.
Dari biaya yang dikenakan pada pasien itulah, para pegawai klinik mendapatkan pendapatannya. Bisnis tersebut berjalan lancar hingga dapat beroperasi selama belasan tahun.
Pasien klinik Dignitas
Pasien klinik Dignitas
Dalam lima tahun hingga 2014, klinik Dignitas telah membantu 611 kasus suntik mati dan 59 persen diantaranya adalah wanita. Namun tak sembarangan orang akan dibantu bunuh diri, tergantung dirinya memenuhi kriteria klinik atau tidak.
Sementara itu, rata-rata usia orang yang ingin bunuh diri adalah 69 tahun. Bahkan ada pelancong dari negara lain seperti Inggris yang datang ke klinik tersebut di Swiss hanya untuk bunuh diri.
Mereka biasa disebut `suicide tourists`. Bagi para pekerja di klinik tersebut, yang mereka lakukan bukanlah pembunuhan tapi mengurangi rasa sakit para pasien. (Sis/Gdn)
Advertisement