Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia sebagai salah satu lembaga independen yang bertugas mengatur sistem monter memiliki tanggung jawab menggalakkan penggunaan mata uang rupiah di wilayah perbatasan Indonesia.‎ Salah satunya di perbatasan Indonesia dengan Malaysia yang berada di Pulau Kalimantan.
Â
Di wilayah perbatasan tersebut masyarakat masih bertransaksi dengan menggunakan dua mata uang, yaitu rupiah dan ringgit.
Â
Maka dari itu, Bank Indonesia‎ melalui cabang Pontianak memiliki misi tersendiri untuk menyelamatkan rupiah di wilayah perbatasan tersebut agar tidak tereliminasi oleh ringgit Malaysia.
Â
"Selama ini kan transaksi di sistem pembayaran tunai, non tunai lemah, kita giatkan di sini. nanti kan aktifitas ekonomi mengingkat, nanti pake e-money, itu cara mengurangi penggunaan ringgit di sini," kata Kepala Kantor Wilayah BI Pontianak, Dwi Suslamanto saat berbincang dengan Liputan6.com yang ditulis, Sabtu (7/3/2015).
Â
Namun begitu tahapan sebelum mebangun infrastruktur mengenai e-money tersebut, BI Pontianak akan terlebih dahulu terus memasok rupiah di wilayah perbatasan tersebut. Adapun cara yang dilakukan dengan membuka tempat penukaran uang bagi para penduduk perbatasan‎.
Â
Masyarakat perbatasan enggan menggunakan rupiah salah satu faktornya karena kondisi fisik rupiah sangatlah lusuh, berbeda dengan ringgit Malaysia yang menurut mereka, memiliki kondisi lebih bagus.
Â
‎"Kemudian menggalakkan edukasi keaslian uang rupiah, yang jelas pemahaman masyarakat tentang rupiah masing-masing kan berbeda, apalagi daerah yang jarang dikunjungi, supaya meminimalisir uang palsu beredar ke wilayah itu," papar Dwi.
Â
Cara lain untuk menyelamtkan penggunaan transaksi rupiah di wilayah perbatasan, BI akan meningkatkan aktifitas ekonomi di wilayah-wilayah tersebut.Â
Â
Selama ini beberapa bahan makanan yang dipasok dari Negeri Jiran tersebut mampu memicu penggunaan ringgit di perbatasan. Oleh karena itu BI akan membuat program pembinaan peningkatan produksi pangan di wilayah-wilayah perbatasan.
Â
"Salah satunya nanti akan kita galakkan penanaman Padi Aston, ini mampu hidup di tanah sedikit air, tapi hasil panennya tetap banyak. Selain itu kita juga akan lakukan binaan ternak kambing, karena disini kambing masih impor semua," cerita Dwi. (Yas/Ndw)