Sukses

Arab Saudi Habiskan Rp 84 Triliun Buat Beli Senjata Militer

Pemerintah Arab Saudi tercatat menghabiskan uang hingga US$ 6,5 miliar atau Rp 84,8 triliun untuk membeli senjata militer

Liputan6.com, New York - Senjata militer merupakan salah satu perangkat wajib yang harus dimiliki sebuah negara untuk mempertahankan wilayahnya. Sepanjang tahun lalu, Arab Saudi menjadi importir senjata terbesar di dunia dan melampaui India yang pada 2013 berada di posisi pertama.

Pemerintah Arab Saudi tercatat menghabiskan dana hingga US$ 6,5 miliar atau Rp 84,8 triliun (estimasi kurs: Rp 13.050 per dolar AS) untuk melengkapi perlengkapan pertahanannya. Sementara India, yang hanya menghabiskan dana US$ 5,8 miliar berada di bawah Arab Saudi tahun ini.

Dilihat dari sudut pandang militer, Arab Saudi tampak tengah mempersiapkan diri menghadapi serangkaian kekacauan politik yang terjadi di wilayahnya. Terlebih lagi, Arab Saudi merupakan negara penghasil minyak yang membuat pihaknya harus melindungi diri dengan peralatan terbaik.

Selain itu, apa latar belakang Arab Saudi menghabiskan banyak uang untuk membeli senjata? Berikut ulasan singkatnya berdasarkan laporan perusahaan analis perdagangan senjata global IHS, seperti dikutip dari Business Insider, Bloomberg, CNBC dan sejumlah sumber lain, Senin (9/3/2015):

2 dari 4 halaman

Ketegangan regional

Ketegangan regional

Pertumbuhan pembelian senjata di Arab Saudi tampak sangat dramatis. Ketegangan regional yang terjadi di Timur Tengah dan Asia Pasifik tampak mendorong permintaan senjata dari negara penghasil minyak tersebut.

Akibatnya, pengiriman senjata melonjak hingga 54 persen saat Arab Saudi juga menjadi rekan dagang utama bagi Amerika Serikat. Seperti diketahui, AS merupakan eksportir senjata terbesar di dunia.

Arab Saudi memang dituntut untuk membangun benteng pertahanan di tengah kekhawatiran terhadap pergeseran geopolitik di Timur Tengah. Saat ini para negosiator melakukan berbagai cara untuk meredam ambisi Iran membangun nuklir.

Selain itu, AS juga tampak akan mencabut sanksi terhadap Iran yang akan menciptakan peluang baru bagi pembangunan ekonomi negara tersebut. Jika itu terjadi, maka kemungkinan akan mengancam hubungan lama Arab Saudi dengan AS.

3 dari 4 halaman

Tambahan beli senjata

Tambahan beli senjata

Arab Saudi akan mengimpor lebih banyak senjata tahun depan. Rencananya terdapat peningkatan sebesar 52 persen dalam jumlah pembelian senjata tahun ini yang totalnya diprediksi mencapai US$ 9,8 miliar.

Pembelian senjata yang dilakukan Arab Saudi jauh melampaui total yang dibeli oleh Uni Eropa. Dikatakan sejumlah analis dari lembaga riset ekonomi IHS, jumlah pembelian senjata Arab Saudi tak akan melambat dalam beberapa tahun ke depan.

Sementara secara keseluruhan, perdagangan senjata global meningkat di tahun ke-6 dengan total mencapai US$ 64,4 miliar. Peningkatan besar juga tercatat berasal dari pembelian pesawat militer di negara-negara berkembang.

4 dari 4 halaman

Timur Tengah, pasar regional senjata terbesar

Timur Tengah, pasar regional senjata terbesar

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab merupakan bagian dari koalisi yang dipimpin AS untuk menghancurkan sejumlah organisasi Islam militan di Irak dan Suriah. Organisasi militan tersebut bersumpah untuk menaklukan negara-negara yang berkongsi dengan AS di Timur Tengah.

Karenanya, peluang pembelian senjata di Timur Tengah tersebut menguat. Lima dari 10 negara yang menjadi target ekspor senjata terbesar AS berada di kawasan tersebut.

Sejauh ini, Timur Tengah memang dianggap sebagai pasar regional senjata terbesar di dunia dengan peluang perdagangan sebesar US$ 110 miliar pada 10 tahun ke depan. Lima importir tertinggi adalah Arab Saudi, India, China, Uni Emirat Arab dan Taiwan.

Survei IHS tidak termasuk pembelian amunisi, senjata kecil atau program intelejen. (Sis/Gdn)