Liputan6.com, Jakarta - Keamanan penumpang merupakan prioritas tertinggi dalam setiap bisnis penerbangan. Sayangnya, berdasarkan penilaian International Civil Aviation Organization (ICAO) melalui laporan program audit keamanan penerbangan universalnya, sistem keamanan penumpang pesawat di Indonesia masih berada di bawah standar global.
"Pesawat hilang tanpa ditemukan sangat jarang terjadi, seperti saya katakan, terdapat tujuh kasus pesawat hilang pada 2014 dan 12 di tahun sebelumnya. Tapi di Indonesia, sedikitnya satu pesawat hilang setiap tahun sejak 2010," terang CEO International Air Transport Association (IATA) Tony Tyler, di Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Bahkan karenanya, US Federation Aviation Administration menurunkan level Indonesia ke Category 2 dalam program penilaian keamanan penerbangan internasionalnya. Tyler mengatakan, keamanan menjadi elemen yang paling dikhawatirkan terkait kesuksesan pengembangan penerbangan di Indonesia.
"Saya sangat mengkhawatirkan keamanan penerbangan di Indonesia. Ada masalah keamanan yang tak bisa selesai dengan sendirinya," ujar dia.
Tyler menjelaskan, dari 62 maskapai Indonesia yang beroperasi menurut jadwal atau disewa secara pribadi, hanya Garuda yang telah memenuhi standar global berdasarkan audit IATA.
Pekan lalu, Tyler mengumumkan kinerja keamanan industri penerbangan dunia pada 2014. Hasilnya, terdapat 38 juta penerbangan dan 12 kecelakaan fatal. Dia menjelaskan, ada tren penurunan sistem keamanan pesawat bagi penumpang dalam beberapa tahun terakhir.
Banyak juga orang yang mempertanyakan keamanan penerbangan di Asia. Tyler mengatakan, tahun lalu, hanya China yang sama sekali tidak mencatatkan adanya kecelakaan pesawat. (Sis/Gdn)
Dalam Setahun, Sedikitnya 1 Pesawat Hilang di Indonesia
Sistem keamanan penumpang pesawat di Indonesia masih berada di bawah standar global.
Advertisement