Liputan6.com, Jakarta - Pekan ini rupiah seolah kehilangan pijakannya dan terus tergelincir hingga ke kisaran 13.200 per dolar AS. Dalam situasi tersebut, Wakil Ketua Umum KADIN Yugi Prayanto mengingatkan pejabat Bank Indonesia (BI) agar lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan terhadap pasar.
"Pejabat-pejabat BI jangan keluarkan statemnet yang membuat pelaku pasar dan pasar modal terpengaruh. Seperti misalnya, level 13 ribu itu masih aman," kata Yugi dalam diskusi bertajuk 'Hanya Bisa Pasrah Dengan Tertekannya Rupiah?' di Jakarta, Sabtu (14/3/2015).
Yugi menjelaskan, manuver-manuver tersebut dapat mengubah persepsi pasar dan membuat rupiah kian tak stabil. Jika rupiah terus bergerak tak pasti, hal itu akan mempersulit para pengusaha untuk menghitung untung dan rugi bisnis yang dijalaninya.
"Kalau tak stabil ya susah bagi pengusaha untuk patok biaya produksi, tentukan target laba, hitung untung rugi jadi susah," katanya.
Dia menegaskan, tugas pemerintah untuk menjaga nilai tukar rupiah stabil. Pasalnya, stabilitas merupakan kebutuhan utama para pengusaha dalam menjalankan bisnisnya.
"Sampai saat ini BI belum ajak bicara KADIN secara formal. Saya harap BI dapat mengundang seluruh pengurus KADIN di Indonesia, lalu mendengar usulan kami dan memberikan tanggapan kami harus bagaimana," tandasnya.
Dia juga menyarankan pemerintah untuk tidak mengubah kebijakan industri yang baik setiap kali rezim berganti. "Namun untuk kebijakan yang memang perlu diperbaiki, silahkan benahi," tandas dia. (Sis/Nrm)
Kadin Ingatkan Pemerintah Hati hati Lempar Pernyataan Soal Rupiah
Manuver-manuver pemerintah dapat mengubah persepsi pasar dan membuat rupiah kian tak stabil.
Advertisement