Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha penjual tiket yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan (Astindo) mendukung pemerintah untuk membebaskan visa wisata terhadap 25 negara. Dengan begitu maka akan mendorong perekonomian dari sektor pariwisata.
Â
Namun demikian Wakil Sekretaris Jenderal Astindo, Pauline Suharno mengingatkan pemerintah mesti memberikan sarana dan fasilitas di tempat wisata.
Â
Dia mencontohkan, sektor pariwisata di Belitung. "Belitung itu terkenal di domestik. Tapi buat wisatawan luar negeri restoran belum cukup. Basic language juga kurang. Nggak cuma mengandalkan objek wisata harus ada yang mendukung. Hotel bintang 4 sudah ada, tapi bintang 5 belum," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (16/3/2015).
Â
Selain itu, dia mengatakan perlunya perbaikan mengenai konektivitas di bandara. Pemberlakuan bebas visa diperkirakan akan membuat antrian panjang di bandara.
Â
"Masalah konektivitas di bandara. Sementara mereka yang menggunakan visa on arrival di imigrasi panjang. Mereka harus ada connecting di domestik. Mereka panjang antrianya akhirnya miss flight di domestik," ujarnya.
Â
Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan pembebasan visa 25 negara untuk menjaga stabilitas rupiah. Dengan penambahan tersebut kini jumlah negara yang mendapat bebas visa menjadi 40 negara.
Â
"Jadi kalau ditambah 25 negara, totalnya 40 negara bebas visa ke Indonesia. Diantaranya negara Rusia, Jepang, Korea, Tiongkok, Amerika serikat dan hampir seluruh negara Eropa," ujar dia.
Â
Arief menturkan, dengan kebijakan tersebut jumlah wisatawan luar negeri akan naik sebanyak 15 persen atau bertambah sekitar 750 ribu ke Indonesia. Saat ini rata-rata kunjungan wisatawan mencapai 5 juta orang.
Â
"Tambahannya 750 ribu wisatawan mancanegara. Kalau dikalikan pengeluaran mereka US$ 1.200 per orang, didapat tambahan pemasukan US$ 900 juta atau hampir US$ 1 miliar. Itu penambahan dari bebas visa," tandasnya. (Amd/Nrm)