Liputan6.com, Jakarta - Pencabutan subsidi pada premium dan penerapan subsidi tetap Rp 1000 per liter yang dilakukan pemerintah, hanya untuk menjawab tantangan pasar.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, dalam beberapa hari terkahir pemerintah sibuk berdiskusi membahas reformasi struktrur yang telah dijanjikan.
"Beberapa hari terakhir ada beberapa kali rapat terutama di bidang perekonomian, tema keseluruhan yang sedang diangkat bagaimana melanjutkan reformasi struktural," kata Sudirman, di Jakarta, Senin (16/3/2015).
Dia mengungkapkan, salah satu aksi pemerintah dalam melakukan reformasi struktural adalah mencabut subsidi premium dan menerapkan susbsidi tetap Rp 1000 per liter pada solar. Hal tersebu juga merupakan tantangan pasar saat awal Pemerintahan Kabinet Kerja berjalan.
"Kalau diingat awal pemerintahan Jokowi Jk ditantang market punya ketentuan perubahan agenda sifatnya struktural, misal sektor ini sejauh mana pemerintah punya keberanian menyelesaikan masalah subsidi, itu sudah kita jawab awal November," paparnya.
Ia mengungkapkan, dengan dicabutnya subsidi pada premium dan penerapan subsidi tetap pada solar maka, harga kedua bahan bakar tersebut akan berubah mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
"Kalau harga tinggi kita naikan, kemudian sesudah itu memanfaatkan monetum turunnya harga minyak dunia, melakukan fundamental mencabut subsidi premium dan subsidi fix solar," pungkasnya. (Pew/Nrm)
Pencabutan Subsidi Premium untuk Menjawab Tantangan Pasar
Dalam beberapa hari terkahir pemerintah sibuk berdiskusi membahas reformasi struktrur yang telah dijanjikan.
Advertisement