Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia membuat kejutan bagi para investor dengan memangkas suku bunga (BI rate) untuk pertama kalinya sejak 2011 pada Februari 2015. Hal itu menyebabkan aksi jual pada rupiah. Hari ini, pasar kembali menanti putusan terkait BI rate dan membuat rupiah menguat tipis meski masih berada di kisaran 13.200 per dolar AS.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Selasa (17/3/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah menguat tipis ke level 13.209 per dolar AS. Ini merupakan penguatan pertama sejak perdagangan tujuh hari terakhir.
Baca Juga
Sementara itu, data valuta asing Bloomberg mencatat nilai tukar rupiah menguat 0,3 persen ke level 13.205 per dolar AS pada perdagangan pukul 10.05 waktu Jakarta. Sebelumnya, nilai tukar rupiah sempat mencatatkan pelemahan signifikan ke level 13.247 di awal sesi.
Advertisement
Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah tercatat aktif berfluktuasi di kisaran 13.179 - 13.247 per dolar AS.
Ekonom PT Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova menuturkan, Rapat Dewan Gubernur BI yang digelar pekan ini untuk menentukan arah kebijakan moneter perekonomian Indonesia juga menjadi salah satu yang dinanti pasar. Rupiah juga akan merespons putusan BI terkait suku bunganya.
"Apakah BI akan menaikkan atau menurunkan suku bunga ditentukan pekan ini. Meski BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga, tapi di tengah situasi sekarang, putusan itu akan berpotensi melemahkan rupiah," kata Rully.
Pekan ini, Rully memprediksi rupiah masih akan berkutat di kisaran 13.200 per dolar AS.
"Rupiah telah mengalami volatilitas cukup tinggi dalam sebulan terakhir. BI kini tengah mengendalikan depresiasi rupiah yang lamban dan terkendali," ungkap Ekonom ANZ Asean David Wilson seperti dikutip dari CNBC.
Pada Februari, BI mengejutkan sejumlah pasar keuangan dengan menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2011. Langkah itu akhirnya memicu aksi jual terhadap rupiah.
(Sis/Ahm)