Sukses

Hitung Kebutuhan Beras Masyarakat, JK Gelar Demo Masak

Selain menggelar rapat untuk sektor pertanian, Jusuf Kalla juga akan menggelar rapat terkait ketenagakerjaan.

Liputan6.com, Jakarta - Ada yang berbeda dengan kegiatan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat pada Jumat (20/3/2015) pagi ini. Jika biasanya kegiatan wakil presiden diisi menerima kunjungan, namun pada kali ini Jusuf Kalla menggelar demo masak. Namun bukan layaknya demo masak yang biasa, Jusuf kalla hanya memasak beras.

Salah satu staf humas Sekretariat Istana Wakil Presiden mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk menakar kebutuhan beras yang dimasak menjadi nasi per orang. "Tadi berasnya dimasak, diukur jadinya berapa banyak dan untuk berapa orang," ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (20/3/2015).

Kegiatan ini juga untuk mengukur kebutuhan rill konsumsi masyarakat sebagai dasar untuk mengambil kebijakan terkait pasokan dan kebutuhan beras di masing-masing wilayah sesuai dengan jumlah penduduk.

Namun tetap saja, sambil menunggu beras yang dimasak tersebut matang, Jusuf Kalla menggelar rapat terkait sektor pertanian. Beberapa menteri dan kepala lembaga negara hadir dalam rapat ini seperti Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, Kepala BPS Suryaman, Staf Ahli Wakil Presiden Bidang Ekonomi Sofjan Wanandi.

Pemerintah memang sedang menghitung benar kebutuhan beras di Indonesia. Hal ini terkait dengan jumlah pasokan yang ada. Jika memang pasokan dari para petani mencukupi, maka pemerintah tidak akan melakukan impor. Pemerintah memang sedang mencoba melakukan swasembada pangan termasuk beras.

Di tahun ini, Perum Bulog diminta untuk lebih optimal dalam melakukan pembelian gabah maupun beras milik petani. Ditargetkan Bulog bisa menyerap 3 juta hingga juta ton beras dari petani. Tahun lalu realisasi penyerapan beras Bulog hanya mencapai 2,5 juta ton atau sekitar 84 persen dari target 3 juta ton.

Realisasi pengadaan dalam negeri yang di bawah target tersebut disebabkan produksi beras dalam negeri tahun lalu mengalami penurunan, sedangkan di lain sisi harga beras di pasaran mengalami kenaikan. Kondisi tersebut mengakibatkan petani lebih memilih menjual beras di pasaran yang harganya lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah (HPP) yang menjadi patokan Bulog dalam membeli gabah maupun beras dari petani.

Selain menggelar rapat untuk sektor pertanian, Jusuf Kalla juga akan menggelar rapat terkait ketenagakerjaan pada pukul 15.00 WIB. Dan dilanjutkan menerima Duta Besar Republik Korea untuk Indonesia, Sun Nahm Koo. pada pukul 16.30 WIB. (Dny/Gdn)