Sukses

Bos Garuda Siapkan Strategi Hadapi Pembebasan Visa 30 Negara

Turis Jepang, Tiongkok, dan Eropa akan lebih mudah masuk ke Indonesia dengan ada pembebasan visa.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) akan membebaskan visa bagi turis dari 30 negara pada tahun ini. Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menilai kebijakan tersebut dapat menggairahkan sektor pariwisata dan industri penerbangan di Indonesia setelah ada turbulensi dari pelemahan kurs rupiah.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Arif Wibowo mengungkapkan, pembebasan visa akan menarik turis lebih banyak untuk berkunjung ke Indonesia, terutama wisatawan mancanegara dari Tiongkok, Jepang, Eropa, Amerika Serikat (AS).

"Kalau ada pembebasan visa, maka turis dari Jepang, Tiongkok, Eropa akan lebih mudah masuk ke Indonesia. Apalagi Tiongkok punya potensi luar biasa karena turis Tiongkok saat ini baru masuk sekira 900 ribu wisman dari potensi 100 juta wisman," terang dia di kantornya, Jakarta, Jumat (20/3/2015).

Arif menambahkan, perseroan berencana membuka rute penerbangan baru dari Eropa ke Indonesia dan sebaliknya mengingat ada ceruk pasar besar. Kajian rutenya adalah 4 negara prioritas, seperti Prancis, Jerman dan beberapa wilayah Eropa Timur. Saat ini destinasi terbaik Belanda dan Inggris.

"Penerbangan ke Eropa sangat bagus dengan tingkat okupansi penumpang rata-rata 80 persen meskipun ada perlambatan ekonomi di Eropa, itu sudah masuk hitungan kita. Turis Eropa sangat mengenal Garuda," papar Arif.

Target Kinerja Garuda Indonesia

Untuk menopang target pertumbuhan Garuda Indonesia sebesar 12 persen tahun ini, Arif mengaku, perseroan akan mendatangkan 18 pesawat anyar pada 2015. Investasi pesawat tersebut dikatakan dia, sudah masuk dalam bujet atau anggaran OPEX perusahaan di 2015. Setahun lalu, Garuda Indonesia Group telah mendatangkan 35 pesawat baru.

"Kita akan masuk bertahap ke Eropa mulai dari menambah frekuensi dari 4 kali menjadi 5 kali, lalu setelah itu menjadi setiap hari. Tergantung perkembangan di luat kota yang kita akan terbangi," paparnya.

Hanya saja, Arif mengaku, Garuda Indonesia masih mempunyai kendala untuk terbang langsung dari Indonesia ke Eropa karena berat maksimum take off yang melebihi standar.

"Masih ada pembatasan maksimum berat take off karena di Eropa yang diperbolehkan 336 ton. Sedangkan pesawat Garuda Indonesia masih mempunyai maksimum berat take off 351 ton," tandas dia. (Fik/Ahm)