Sukses

Harga Emas Cetak Rekor di Akhir Pekan

Harga emas mencetak kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari dua bulan.

Liputan6.com, New York - Harga emas mencetak kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari dua bulan pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor terus membalikkan taruhan terhadap logam merespons sinyal dovish dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve.

Dilansir dari Wall Street Journal, Sabtu (21/3/2015), harga emas untuk pengiriman April ditutup naik 1,3 persen menjadi US$ 1.184,6 per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Harga naik 2,8 persen minggu ini, kinerja mingguan terbaik sejak Januari.

Pejabat Fed memastikan akan menaikkan suku bunga, meski belum menyebutkan kapan waktunya. Namun, pasar dikagetkan dengan pernyataan The Fed yang menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi AS di masa depan dan inflasi.

Hal ini tentunya memberi angin segar ke emas karena memiliki waktu lebih untuk bersaing dengan instrumen investasi lain saat harga rendah. Dengan beberapa investor sekarang mengabaikan kemungkinan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga pada bulan Juni, ini bisa menjadi awal langkah berkelanjutan yang lebih tinggi di emas.

Pernyataan The Fed juga telah mengangkat euro dan menekan dolar sehingga memberikan harga emas dorongan lebih lanjut. Pasalnya, emas yang dihargakan dalam dolar AS dan menjadi lebih murah bagi pembeli asing ketika menurun mata uang AS.

Pedagang terus mengamati perkembangan di zona euro, terutama nasib Yunani sebagai bagian dari Uni Eropa. Para pemimpin Eropa mengecilkan kemungkinan solusi untuk kebuntuan mereka dengan pemerintah Yunani selama pertemuan puncak yang dijadwalkan Kamis malam, mengatakan Athena harus tetap berpegang pada kesepakatan yang disepakati pada bulan lalu.

Beberapa investor membeli emas di masa ketidakpastian politik atau ekonomi, percaya logam akan terus nilainya lebih baik dari aset lain selama masa sulit. (Ndw)