Liputan6.com, Washington - Neraca keuangan bank sentral Amerika Serikat/The Federal Reserve terus membesar, begitu juga keuntungannya. Berdasarkan laporan yang disampaikan, The Fed mencatatkan laba bersih sebesar US$ 101,3 miliar atau sekitar Rp 1.329,44 triliun (asumsi kurs Rp 13.123 per dolar AS). Perolehan laba bersih itu naik hampir 30 persen dari 2013 sekitar US$ 96,9 miliar.
The Fed mencatatkan kalau keuntungan tersebut merupakan rekor, dan menyerahkan keuntungannya ke kas. Tak hanya keuntungan saja melonjak, aset juga naik mendekati US$ 4,5 triliun pada 2014 dari periode 2013 sebesar US$ 4 triliun.
Baca Juga
Sejumlah ekonom dan politikus telah mengkritik neraca keuangan bank sentral yang menggelembung selama krisis keuangan. The Fed telah membeli obligasi dan surat berharga senilai miliaran dolar per bulan. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan perekonomian.
Advertisement
Hal itu menimbulkan kekhawatiran kalau The Fed mungkin akan membantu meledakkan bubble di pasar saham dan obligasi karena menyuntikkan dana ke pasar melalui pembeliannya. Indeks saham pun sempat sentuh rekor tertinggi. Dana investor juga beralih ke US treasury berjangka panjang.
Akan tetapi, program pembelian obligasi yang dikenal quantative easing (QE) telah berakhir. Neraca The Fed pun mungkin tidak akan turun terlalu drastis. Bank sentral AS ini akan terus menginvestasikan kembali pembayaran pokoknya.
Sebelumnya senator dari partai Republik Rand Paul mendorong The Fed untuk lebih terbuka membagi soal keuangan dan kinerjanya kepada publik. Yellen pun menanggapi hal tersebut.
"Saya percaya The Federal Reserve merupakan salah satu bank sentral paling transparan dari setiap di seluruh dunia. Kami menyediakan sejumlah besar informasi baik keuangan tentang neraca dan operasi kebijakan moneter. Kami telah mengauditkan laporan keuangan, dan menerbitkan neraca setiap minggu," kata Yellen, seperti dikutip dari laman CNNMoney, Minggu (22/3/2015)
Selain itu, The Fed mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga akhir musim panas ini. Pimpinan The Fed Janet Yellen menuturkan, langkah menaikkan suku bunga secara bertahap untuk mengurangi ukuran portofolio. Dia mencatat sekitar surat utang The Fed jatuh tempo sebesar US$ 800 miliar dalam dua tahun ke depan. (Ahm/)