Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) didesak membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap/PLTU mulut tambang penghasil batu bara untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Keberadaan proyek tersebut dapat mengerek pertumbuhan ekonomi di daerah dan menyerap ribuan tenaga kerja.
Direktur Strategis PT ABM Investama Tbk, Yovie Priadi mengungkapkan, proyek pembangunan infrastruktur tambang di Aceh menyerap 1.500 tenaga kerja. Ribuan tenaga kerja tersebut hanya ditempatkan di wilayah penambangan.
"Sedangkan untuk pembangunan pembangkit listrik membutuhkan 500 sampai 1.000 tenaga kerja. Di bagian operasionalnya menempatkan 200 tenaga kerja hingga 500 orang. Kebutuhannya memang sangat besar," papar dia saat Diskusi Energi Kita di Jakarta, Minggu (22/3/2015).
Advertisement
Dalam membangun proyek tambang, kata Yovie, perusahaan yang tercatat di bursa efek Indonesia dengan kode emiten ABMM ini memprioritaskan penyerapan tenaga kerja dari daerah tersebut sebesar 70 persen. Bahkan dapat dimaksimalkan hingga 90 persen tenaga kerja dari putra daerah.
"Selain itu, kami ‎mengadakan pelatihan di Kalimantan untuk pengoperasian karena biasanya skill masih kurang terekspos banyak di penambangan," papar dia.
Kebijakan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait PLTU batu bara mulut tambang harus disinergikan dengan kebijakan kementerian lain seperti pembangunan 20 kota otonom di luar pulau Jawa-Bali dengan mempertimbangkan lokasi kota dekat dengan lokasi PLTU mulut tambang guna menjamin ketersediaan pasokan energi.
Tujuannya untuk mengembangkan pusat-pusat ekonomi baru itu dalam jangka panjang dan efisiensi biaya investasi transmisi. Pemerintah juga diharapkan konsisten mengurangi ekspor batu bara guna menjaga ketahanan energi Indonesia di masa datang.
Sementara Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup sekaligus Dewan Energi Nasional, Siti Nurbaya Bakar mengaku, PLTU Batu bara mulut tambang memiliki kelebihan yakni meminimalkan biaya transportasi dan pembangunan lahan penampungan batu bara.
"Tantangannya PLTU jenis ini harus memenuhi syarat, yaitu tersedianya bahan bakar yang cukup, didesain menyesuaikan nilai kalori batubara yang ada, perlu pasokan air dingin serta air untuk uap yang harus tersedia sepanjang tahun, dan penyediaan jaringan transmisi untuk menyalurkan energi listrik sampai ke konsumen mengingat tidak semua wilayah beban (konsumen) dekat dengan lokasi PLTU," pungkas dia. (Fik/Ahm)