Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan (PPN)/Bappenas memastikan proyek tol laut Joko Widodo (Jokowi) membutuhkan dana investasi kurang lebih Rp 700 triliun. Modal tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan investasi asing maupun domestik.
"Kebutuhan investasi tol laut tersebut untuk 5 tahun ke depan," ujar Direktur Transportasi Bappenas, Bambang Prihartono di kantornya, Jakarta, Kamis (26/3/2015).
Jika dilihat lebih rinci, dia menyebut, ada 9 program yang menjadi bagian dari tol laut dan memerlukan suntikan modal, program tersebut adalah:
- Pembangunan 24 pelabuhan strategis, termasuk pengerukan, pengembangan terminal kontainer serta lahan. Program ini membutuhkan investasi Rp 243,69 triliun.
- Short Sea Shipping kapal, pelabuhan Panjang, sumur, Bojanegara, Kendal, Pacitan, Cirebon. Nilai investasi sebesar Rp 7,5 triliun.
- Fasilitas kargo umum dan bulk yang merupakan rencana induk pelabuhan nasional dengan keperluan penanaman modal Rp 40,61 triliun.
- Pengembangan pelabuhan non-komersial terdiri dari 1.481 pelabuhan dengan nilai investasi Rp 198,10 triliun.
- Pengembangan pelabuhan komersial lain. Ada sebanyak 83 pelabuhan dikembangkan dengan investasi senilai Rp 41,50 triliun.
- Transportasi multimoda untuk mencapai pelabuhan seperti akses jalan, kereta pelabuhan dan kereta pesisir. Investasi yang dibutuhkan senilai Rp 50 triliun.
- Revitalisaasi 12 industri galangan kapal dan nilai investasinya Rp 10,80 triliun.
- Pengadaan kapal untuk 5 tahun ke depan, diantaranya kapal kontainer, barang perintis, bulk carrier, tug dan barge, tanker dan kapal rakyat. Investasinya sangat besar senilai Rp 101,74 triliun.
- Pengadaan kapal patroli dari kelas IA sampai dengan V dengan investasi Rp 6,05 triliun.
"Sebanyak 24 pelabuhan akan terkoneksi pada 2016 hingga 2017. Tapi minggu ini kami akan selesaikan dari mana uangnya, karena diskusi tol laut bukan cuma bicara kapal besar tapi juga feeder-nya," papar Bambang.
Bambang melanjutkan, saat ini konsep tol laut tersebut sudah berjalan. Namun memang, pelayanan yang diberikan masih sebatas pelayaran jarak pendek (short sea shipping) dengan kapal-kapal kecil. "Tol laut sudah jalan pada Februari 2015. Contohnya untuk Papua melayani rute Sorong ke Waisai. Ada juga Surabaya ke Makassar. Jadi sebagian besar untuk Indonesia bagian Timur dan melayani pelayaran jarak pendek," ujarnya.
Bambang menjelaskan, kapal yang melintas di tol laut rute ini adalah kapal-kapal berukuran kecil yang mengangkut barang dan penumpang. Pengoperasian kapal tersebut terjadwal dua kali dalam sehari. berbeda dengan dahulu, kapal-kapal tersebut hanya berlayar jika menerima pesanan atau carter.
"Kami belum mengevaluasinya paska pengoperasian tol laut. Biasanya per tiga bulan dievaluasi. Tapi yang pasti ini akan mengurangi biaya logistik cukup signifikan," tegas Bambang. Dia menargetkan, sebanyak 24 pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia untuk mendukung program tol laut Jokowi akan terkoneksi paling lambat pada 2017.
Seluruh kapal-kapal tersebut dioperasikan oleh PT Pelni (Persero), sedangkan untuk operator pelabuhan dioperasikan oleh PT Pelindo IV. Menurut Bambang, sampai saat ini belum ada pihak swasta yang masuk untuk memanfaatkan tol laut. (Fik/Gdn)