Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memberikan perhatian khusus ke proyek pengembangan lapangan migas Banyu Urip Cepu. Pasalnya, produksi minyak dari lapangan tersebut menjadi andalan untuk mencapai target lifting minyak tahun ini.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, produksi dari lapangan yang dioperatori Mobile Cepu Ltd tersebut dapat menyumbang 20 persen produksi nasional, sehingga dapart diandalkan untuk mencapai target lifting yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatn Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 sebesar 285 ribu barel per hari (bph).
"Kita ingin meyakinkan target lifting 2015 bisa tercapai secara keseluruhan. Kami optimis Banyu Urip tidak terganggu, meski secara project delay," kata Sudirman, di Kantor Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Jakarta, Kamis (26/3/2015).
Karena itu, menurut Sudirman pemerintah menaruh perhatian besar pada proyek pengembangan lapangan yang dikerjakan oleh 10 ribu pekerja tersebut.
"Kenapa kita semua begitu besar perhatiannya kepada lapangan ini nanti full production bisa sumbangkan dari target nasional kita tidak ingin ada hambatan kedepan, MCL memberikan komitmen tidak mentoleransi keterlambatan," tuturnya.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan, awalnya dalam rencana kerja anggaran produksi puncak lapangan tersebut mencapai 165 bph, namun setelah melakukan perhitungan ulang meningkat menjadi 205 ribu bph pada Oktober 2015.
"Jadi memang di POD (Plan Of Development) 165 ribu, setelah dipelajari ada opurtunity dinaikan 205 ribu," tutup Amien.(Pew/Nrm)
Lapangan Banyu Urip Jadi Andalan Produksi Minyak Nasional
Produksi minyak dari lapangan tersebut menjadi andalan untuk mencapai target lifting minyak tahun ini.
Advertisement