Sukses

Pemerintah Dinilai Terlalu Optimistis Bangun 49 Waduk

Masalah lahan menjadi penghambat pembangunan 49 waduk di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suharyadi mengatakan, proses pembangunan waduk pada masa sekarang tidak semudah saat orde baru.

"49 waduk dalam 5 tahun itu terlalu optimistis. Zaman sekarang tidak semudah dibandingkn Pak Harto dulu," ujar Suharyadi di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (27/3/2015).

Ia mengatakan, faktor paling besar berpotensi menghambat realisasi dari target ini yaitu masalah lahan. Masalah lahan memang menjadi masalah klasik pembangunan infrastuktur di Indonesia. "Karena sekarang pembebasan lahannya susah," lanjut dia.

Sebagai perbandingan, pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berlangsung selama dua periode, pemerintah hanya mampu membangun tak lebih dari 21 waduk.

"Zaman Pak SBY saja yang selama 10 tahun saja sedikit sekali yang dibangun. Ini sangat hebat kalau bisa, tapi saya yakin tidak bisa, terlalu berat," tutur Suharyadi.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku mengubah target pembangunan waduk usai dirinya melakukan kunjungan ke beberapa wilayah di Indonesia.

"Setelah kita berputar di beberapa daerah,‎ semua Walikota, Gubernur dan Bupati semua semangat dukung program kita. Alhasil yang awalnya kita akan bangun 30 waduk, jadi nambah 19 waduk lagi, menjadi 49 waduk," kata Jokowi.

Jokowi memastikan alokasi dana untuk pembangunan waduk tersebut akan dicantumkan dalam APBN-P 2015 yang akan diajukan di pada Januari ke DPR RI.

Jokowi menuturkan, sebagian besar dana tersebut akan bersumber dari pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sudah dilakukan pada November 2014.

"Lalu jangan terus pertemuan ini sama Gubernur dan Bupati, terus hari ini ada yang minta tambah lagi," tegas Jokowi.

Adapun proyek pembangunan waduk ini juga membutuhkan biaya besar. Nilai investasi pembangunan waduk diperkirakan mencapai US$ 1,5 miliar. (Dny/Ahm)