Liputan6.com, Karawang- PT Pertamina (Persero) mengaku lega atas keputusan pemerintah yang membatalkan pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Pasalnya, keberadaan pelabuhan itu bisa mengganggu kegiatan operasional Blok Offshore North West Java (ONWJ) milik Pertamina.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, keputusan tersebut merupakan hasil rapat koordinasi lintas sektoral yang dilakukan di lokasi proyek pelabuhan tersebut.
" Kondisi operasi ONWJ melihat platform di sana. Dan beliau sampaikan bahwa kita berkumpul di balai desa bersama dengan Kementerian Perhubungan memaparkan tentang cilamaya, dan concern apa yang akan terjadi apabila tetap dibangun," kata Syamsu, di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, Kamis (2/3/2015).
Dalam rapat koordinasi tersebut, Pertamina memaparkan perkembangan operasi dan rencana ke depan blok migas yang sebelumnya dioperatori oleh Britsh Petroleum (BP) tersebut. Usai mendengar sejumlah masukan, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memutuskan untuk untuk menggeser pembangunan pelabuhan Cilamaya ke arah timur dari rencana awal.
"Rapat dipimpin oleh Pak JK dan setelah mendapat semua informasi baik data bawah permukaan dan kegiatan produksi dan pengembangan ke depan dan platform ke depan dan beberapa perkembangan safety menyimpulkan beliau memutuskan di pindahkan ke tempat yang lebih aman di arah timur," paparnya.
Menurut Syamsu, keputusan tersebut didasarkan atas perhitungan pembangunan infrastruktur pelabuhan yang tetap berjalan dan ketahanan energi yang perlu dipertahankan.
"Bahwa pembangunannya penting jadi dua-duanya penting. Tapi satu sama lain tidak boleh mengalahkan," pungkasnya. (Pew/Ndw)