Sukses

Sukardi Rinakit Bantah Jadi Komisaris Utama BTN

"Sejak semula saya tidak bisa menerima posisi Komisaris Utama BTN," tegas Sukardi Rinakit.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) telah menunjuk Pengamat Politik, Sukardi Rinakit sebagai Komisaris Utama (Komut) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 24 Maret 2015). Namun berita yang telah menyeruak ini dibantah oleh Sukardi, meskipun perombakan komisaris sudah diputuskan pemegang saham

Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) tersebut menampik penunjukkan jabatan Komisaris Utama BTN, menggantikan posisi yang sebelumnya ditempati Mardiasmo.   

"Sejak semula saya tidak bisa menerima posisi Komisaris Utama BTN," tegas Sukardi dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Jumat (3/4/2015).

Penolakan Sukardi mengisi jabatan penting di sebuah perusahaan pelat merah karena idealismenya. "Saya tidak mau menerima pekerjaan dengan kepala kosong. Jadi saya bukan Komut BTN seperti yang ramai diberitakan," kata dia.

Sebenarnya siapa Sukardi Rinakit?

Sukardi lahir di Madiun, 5 juni 1963. Dia mengecap pendidikan S1 di FISIP Universitas Indonesia. Untuk S2, Sukardi merupakan lulusan dari South East Asia Studies-National University of Singapore. Sedangkan pendidikan terakhirnya yaitu S3 Political Science, National University of Singapore.

Selain sebagai pengamat politik, Sukardi juga sebagai peneliti, pembicara dan penulis beberapa buku dan beberapa media nasional maupun internasional. Salah satu hasil karyanya, yaitu buku berjudul The Indonesian Military After The New Order (Copenhagen, Singapore, 2004).

Tidak hanya itu, pria yang memiliki panggilan akrab Cak Kardi ini pernah menjadi staf peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Dia juga pernah menjadi salah satu ghost writer Menteri Dalam Negeri dan Analis Politik Menteri Pertahanan.

Karirnya mulai mencuat ketika Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014. Dia dikenal sebagai orang terdekat Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri.

Komentar-komentarnya mengenai berbagai macam kebijakan pemerintah di masa Pemerintahan SBY dan dibandingkan dengan pemerintahan baru Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, banyak mendapat perhatian dari masyarakat.

Selain analis, dia juga anggota tim sukses Jokowi-JK saat pemilu dan saat ini menjadi salah satu orang tim penasihat kebijakan politik Presiden Jokowi.

Lagi-lagi, orang yang dekat dengan petinggi partai berjuluk moncong putih tersebut menduduki jabatan tertinggi di salah satu perusahaan BUMN.

Ini bukan menjadi yang pertama kali setelah sebelumnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga mengangkat politisi PDIP Dwi Rembulan Sinaga dan PT BNI (Persero) Tbk ‎mengangkat politisi PDIP lainnya yaitu Pataniari Siahaan sebagai komisaris.  (Fik/Ndw)