Liputan6.com, Jakarta - Indonesia patut bangga pada produk senjata buatan perusahaan BUMN, PT Pindad (Persero). Kenapa? Sebab, perusahaan yang bermarkas di Bandung tersebut mampu membuat senjata jenis Sniper yang memiliki kaliber peluru besar yaitu 12,7 milimeter (mm). Di dunia, cuma empat negara termasuk Indonesia yang sanggup membuat senjata ini.
Dikutip Liputan6.com dari situs resmi Pindad, Senin (6/4/2015), sniper yang dinamai SPR 2 ini adalah senapan anti materil yang merupakan anggota senapan array presesi tinggi yang dihasilkan oleh PT Pindad.
SPR 2 adalah senapan tembakan tunggal, memiliki aksi baut dengan penglihatan optik dan a malt baffle muzzle brake untuk mengurangi kekuatan hentakan. Tak hanya itu Sniper ini juga dilengkapi teknologi yang mampu melihat sasaran di malam hari.
Baca Juga
Sniper ini menjadi senjata mematikan mengingat kemampuan yang dimiliki mampu menembus kendaraan tank baja, memiliki jangkauan tembak hingga 2 kilometer (km) dan memiliki tiga efek amunisi sekaligus yaitu menembus, membakar dan meledakkan.
Advertisement
Kemunculan sniper ini sempat membuat mata negara-negara maju di dunia tercengang, sebab sebelumnya hanya tiga negara yang mampu membuat sniper dengan kaliber besar ini, yaitu Amerika Serikat (AS) dan dua negara di Eropa.
Berapa harganya?
Berapa harganya?
Belum merambah pasar ekspor, saat ini Pindad tengah menggarap 150 pucuk sniper ini untuk Komando Pasukan Khusus (Kopasus). Mengenai harga per unitnya, SPR 2 ini dibanderol sekitar Rp 200 juta per pucuknya.
Dengan dilengkapinya Kopasus dengan senjata kelas dunia ini diharapkan akan meningkatkan kualitas Kopasus sebagai pasukan elit yang sudah banyak dikenal oleh dunia internasional.
Sebenarnya Pindad juga memiliki hasil produksi sniper selain jenis SPR 2, yaitu SPR 3. hanya saja untuk jenis SPR 3 ini kaliber pelurunya lebih kecil dibandingkan SPR 2, hanya 7.62 mm.
Dua sniper buatan Pindad ini pernah dipamerkan dalam Indo Defance pada akhir 2014 lalu di JIExpo Kemayoran, Jakarta, bersanding dengan produk pertahanan kelas dunia lainnya.
Semakin banyaknya varian produksi industri pertahanan ini menjadi bagian dari keinginan pemerintah untuk menciptakan kemadirian Indonesia dengan mampu menghasilkan persenjataan sendiri.
Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI AD Mayjen TNI Hinsa Siburian sebelumnya menyatakan kualitas produk alat utama sistem senjata (alutsista) PT Pindad semakin baik. Hal itu membuat prajurit Indonesia bertambah 'sakti' dalam menjalankan tugasnya.
"Adanya produk-produk PT Pindad, kesaktian para prajurit bertambah. Mereka memiliki sistem persenjataan yang semakin baik," kata Hinsa.
Ia menyebutkan, Pussenif TNI AD secara umum mempergunakan produk-produk senjata buatan BUMN Strategis itu. Penggunaan produk itu antara lain untuk senjata-senjata ringan dan amunisi hasil produk pabrikan tersebut.
Menurut dia, produk Pindad juga kian menjawab kebutuhan prajurit di lapangan. Sehingga bisa menuntaskan tugas-tugasnya dengan lebih efektif dan efisien dalam penggunaan alutsista.(Yas/Ndw)
Advertisement