Liputan6.com, Jakarta - Keikutsertaan 41 perusahaan Indonesia pada pameran halal dunia, The 12th Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2015, yang berlangsung di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC) pekan lalu mencatatkan transaksi potensial senilai US$ 3,5 juta.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Nus Nuzulia Ishak mengatakan, transaksi potensial tersebut datang dari para pembeli internasional yang berasal dari Malaysia, Kanada, Singapura, Dubai, dan Jepang. Sementara permintaan lainnya datang dari Rusia, Arab Saudi, Filipina, dan Myanmar.
"Produk-produk yang mendapat permintaan cukup besar dari pembeli adalah ikan tuna segar dan kaleng, biskuit, bumbu masak pasta, gula kelapa, rendang, produk kosmetik, serta perawatan badan," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (6/4/2015).
Nus mengungkapkan, keikutsertaan Indonesia dalam MIHAS 2015 bertujuan untuk penetrasi pasar halal dunia yang semakin berkembang. Pasar produk halal dunia diperkirakan meningkat seiring dengan meningkatnya populasi muslim dunia. Pada 2030, populasi muslim dunia diperkirakan sebesar 2,2 miliar atau 27 persen dari total populasi dunia.
"Indonesia menunjukkan kekuatannya dalam mendukung pasar halal dunia. Dengan nilai transaksi itu, ke depan, kami semakin yakin bahwa Indonesia dapat menjadi pusat produk halal dunia," lanjut dia.
Menurut laporan Global State of Islamic Economic, permintaan produk halal dunia akan mengalami pertumbuhan sebesar 9,5 persen dalam 6 tahun ke depan, yaitu dari US$ 2 triliun pada tahun 2013 menjadi US$ 3,7 triliun pada tahun 2019.
"Pasar halal disadari telah menjadi ceruk pasar yang sangat menarik untuk digarap oleh pelaku industri baik di segmen barang dan jasa," tandasnya. (Dny/Ndw)
RI Berambisi Jadi Pusat Produk Halal Dunia
Pasar produk halal dunia diperkirakan meningkat seiring dengan meningkatnya populasi muslim dunia
Advertisement