Liputan6.com, Jakarta - Usai membatalkan proyek Pelabuhan Cilamaya, pemerintah akan menggeser pembangunan pelabuhan ke sebelah Timur yaitu di daerah Indramayu. Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) RJ Lino menilai meski digeser, pelabuhan tersebut dinilai tetap tidak layak investasi oleh swasta.
Pemerintah memang merencanakan pembangunan pelabuhan yang masuk dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) akan lebih ditawarkan ke swasta.
"‎Kalau mau ditawarin ke swasta, mana ada yang mau‎. Apalagi kita sudah bangun di Cirebon," kata Lino saat bebincang dengan Liputan6.com, Selasa (7/4/2015).
‎Menurutnya sejumlah investor akan lebih tertarik dengan pelabuhan yang sedang dikembangkan oleh Pelindo II di Cirebon. Sebab lokasinya lebih dekat dengan DKI Jakarta.
Pembangunan Pelabuhan Ci‎lamaya pada awalnya difungsikan untuk mengurangi kepadatan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Dijelaskan Lino, perseroan telah menganggarkan setidaknya Rp 2 triliun untuk mengembangkan pelabuhan di Cirebon tersebut.
"Ya kita perkirakan dua tahun pembangunannya selesai. Itu tidak ada pinjaman, kami pakai dana sendiri," tegas Lino.
Seperti diketahui, penggeseran pembangunan proyek Pelabuhan Cilamaya tersebut setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama menteri terkait mengunjungi lokasi proyek pada minggu lalu. Keputusan itu diambil untuk mengamankan produksi minyak di Blok ONWJ milik PT Pertamina (Persero).
Â
Penggantinya, pembangunan pelabuhan akan diarahkan ke arah Timur Cilamaya tanpa mengganggu kegiatan produksi migas dan pertanian.
Â
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo, Indonesia perlu membangun pelabuhan di Pantai Utara Jawa sebagai alternatif pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara apabila sudah kelebihan kapasitas. (Yas/Ndw)
Pelabuhan Cilamaya Geser ke Indramayu, Ini Kata Bos Pelindo
Usai membatalkan pembangunan Pelabuhan Cilamaya, pemerintah melirik Indramayu sebagai lokasi baru untuk proyek pelabuhan.
Advertisement