Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) aktif dalam forum atau pertemuan internasional. Tujuannya selain meningkatkan kerjasama bilateral, ajang tersebut dimanfaatkan untuk mengajak investor negara lain menanamkan modalnya di Indonesia.Â
Â
Promosi investasi ini akan dilakukan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil dalam pertemuan High Level Economy Meeting di Rusia. Forum ini digelar dua tahun sekali, setelah sebelumnya diselenggarakan di Saint Petersburg. Â
Â
"Saya akan mengajak beberapa perusahaan Indonesiaguna mencari dan mengembangkan pasar di Rusia. Kita berharap pasar Rusia bisa menjadi potensi ekspor Indonesia," kata dia kepada wartawan di kantornya, seperti ditulis Rabu (8/4/2015).Â
Â
Dalam forum bisnis pertemuan ini, Sofyan mengaku, bakal mengajak penanam modal Rusia berbondong-bondong ekspansi atau masuk berinvestasi di Tanah Air. Dia menyebut, sejumlah investor Rusia sudah menyuntikkan modal untuk proyek pembangunan smelter alumina di Kalimantan Barat. Juga contoh lain, membangun kereta api di Kalimantan.Â
Â
"Tapi kan kita impor peralatan senjata oleh Rusia dan lainnya. Tapi kita akan mempromosikan perusahaan Indonesia supaya bisa ekspor ke Rusia. Misalnya produk kelapa sawit dan lainnya meski kita perlu melakukan pengkajian dengan alasan jauhnya jarak dan perusahaan kita belum terbiasa membawa produk ke Rusia," kata Sofyan.Â
Â
Sekadar informasi, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengungkapkan, pemerintah ingin meyakinkan para pelaku usaha bahwa Indonesia merupakan negara menarik untuk berinvestasi lewat event World Economic Forum yang digelar pada 19-21 April 2015.Â
Â
Fokus pembahasan dalam forum ini menyangkut soal perdagangan, pariwisata, ketahanan pangan, ketahanan energi, financial inclution, infrastruktur, investasi, kesehatan yang inklusif, integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN.Â
Â
"Event ini kita manfaatkan untuk mempromosikan, dan menjelaskan bagaimana visi misi Presiden saat ini. Pemerintah sudah banyak melakukan upaya pembenahan, penyempurnaan, merencanakan pembangunan infrastruktur," ujar dia.
Â
Sementara di sektor perdagangan, Rachmat mengaku, akan menggunakan ajang ini dan Konferensi Asia Afrika (KAA) untuk mengerek ekspor Indonesia sampai 300 persen.Â
Â
Dijelaskannya, Indonesia sangat berpeluang meningkatkan kerjasama dengan Jepang. Sementara negara tujuan ekspor, seperti Afrika, Amerika Selatan, dan Eropa perlu dikembangkan.Â
Â
"Sebab hambatan kita ke pasar Eropa, soal sawit, mebel. Hal ini dibahas bersama Menteri Luar Negeri, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Koperasi dan UKM," pungkas dia.