Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki potensi pengembangan tenaga nuklir sebagai sumber energi. Namun, bagaimana dengan kesiapan sumber daya manusianya?
Menteri Riset Teknologi Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir mengatakan, Indonesia telah memiliki sumber daya manusia yang piawai dalam mengelola teknologi nuklir. Hal tersebut didukung dengan ada jurusan teknik nuklir pada beberapa Perguruan Tinggi Negeri.
Baca Juga
"Kemampuan sumber daya manusia luar biasa. Ada fakultas teknik nuklir di ITB, UGM, ini yang dibutuhkan tersedia," kata Nasir, di Kawasan Cikini, Jakarta, Kamis (12/4/2015).
Advertisement
Nasir menambahkan, meski Indonesia belum serius menggunakan tenaga nuklir sebagai sumber energi. Akan tetapi, sumber daya manusia Indonesia sudah digunakan di luar negeri.
"Reaktor nuklir di dunia sudah menggunakan lulusan Indonesia. Kalau jumlah orangnya sekitar 10. Ada 15 orang Indonesia sudah masuk di tenaga atom Internasional. Saya rasa Indonesia sudah siap tak masalah," kata Nasir.
Untuk keamanan penggunaan teknologi nuklir, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan)Â Djarot S. Wisnubroto mengungkapkan, saat ini ada Badan Pengawas Teknologi Nuklir (Bapeten) yang bertugas memantau seluruh kegiatan menggunakan teknologi nuklir. Sehingga keamanan cukup terjamin.
"Protokol sudah disiapkan, ada Bapeten. Kita punya tiga reaktor Serpong, Bandung dan Yogyakarta. Kita punya SOP, paling tidak itu jadi acuan untuk memantau," tutur Nasir.
Selain itu, pemerintah juga akan mengenalkan teknologi nuklir kepada masyarakat. Cara pengenalannya dengan membangun reaktor dengan daya eksperimen.
Menteri Riset Teknologi Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir mengatakan, agar meyakinkan masyarakat terhadap keamanan penggunaan teknologi nuklir sebagai sumber energi, perlu dibuktikan dalam wujud nyata.
"Untuk edukasi, kalau aman dan efisien. Bedanya sangat nampak sekali dulu sosialisasi bentuk berita," kata Nasir.
Nasir mengatakan, pengenalan teknologi nuklir itu dengan membangun reaktor daya eksperimen atau Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mini yang ditargetkan selesai 2018.
"Dalam hal ini kami bangun PLTN. Saya menunjukkan barangnya dulu reaktor daya eksperimen, masyarakat tak percaya tanpa dilihat barangnya dulu," tutur Nasir. (Pew/Ahm)