Sukses

Kembangkan Nuklir, RI Kejar Ketertinggalan dari Negara Lain

Indonesia mengalami ketertinggalan dengan negara lain dalam menggunakan teknologi nuklir.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mengalami ketertinggalan dengan negara lain dalam menggunakan teknologi nuklir sebagai sumber energi listrik dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Di tengah kondisi menipisnya sumber energi fosil, nuklir bisa menjadi alternatif sumber energi. Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Djarot S. Wisnubroto mengatakan saat ini banyak negara yang sedang gencar membangun PLTN.

"Fokusnya di Asia, misalnya Uni Emirat Arab pada 2017, Turki, Vietnam, Yordania, Tiongkok, ada 20 PLTN itu jawaban kita," kata Djarot di Jakarta, Senin (14/4/2015).

Darot mengakui ketimbang negara tersebut Indonesia mengalami ketertinggalan. Meski begitu, BATAN tak tak tinggal diam, pasrah dengan keadaan.

"Kalau saya katakan sudah terlambat, tapi lebih baik terlambat dari pada tidak," ungkap Djarot.

Ia mengungkapkan, saat ini telah direncanakan membangun reaktor daya eksperimen atau PLTN mini di Serpong.  "Terlambat saya mengacu pada Undang-undang (UU) Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2015-2019 sudah beroperasi. Sampai sekarang belum ada," jelasnya.

Menurut Djarot, anggaran untuk PLTN mini berkapasitas 10 megawatt (MW) tersebut mencapai Rp 1,6 triliun. Namun, sampai saat ini anggaran tersebut belum juga turun.

"Bangun PLTN mini di Serpong sekitar Rp 1,6 triliun, itu tidak banyak," tegasnya.

Ia menambahkan, PLTN tersebut menggunakan teknologi dari Jerman. Sebelumnya, teknologi nuklir tersebut sempat ditawarkan ke Indonesia sekitar 10 tahun lalu. Namun karena tak serius digunakan, maka diserobot Tiongkok. Kini Indonesia mengambil lagi kesempatan tersebut dengan teknologi yang telah diperbarui.

"Sekarang kita ingin menarik kembali tapi dengan teknologi kita perbarui," pungkasnya. (Pew/Ndw)