Sukses

Menteri ESDM Beberkan Masalah Energi Dihadapi RI

Indonesia dinilai tidak berkomitmen menyiapkan energi terbarukan padahal memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said membeberkan masalah-masalah yang dihadapi oleh Indonesia dalam hal energi.

Dia menjelaskan, ada empat paradoks yang selama ini dinilai hanya 'meninabobokan' masyarakat Indonesia sehingga terlalu tergantung pada energi dan enggan melakukan penghematan.

"Dalam urusan energi punya beberapa paradoks. Pertama, sudah bertahun-tahun kita impor energi masih ada perasaan bahwa kita kaya akan sumber daya mineral," ujar Sudirman dalam diskusi Penyelamatan Sumber Daya Alam Migas di Indonesia, di Hotel Santika Premiere, Jakarta, Senin (13/4/2015).

Paradoks kedua, Indonesia merupakan negara pengimpor energi tetap sangat boros dalam hal menghabiskan energi yang ada.

"Kita tidak punya kesadaran untuk hemat. Kita habiskan ratusan triliun sekian lama untuk subsidi, habis untuk mobil dan motor," lanjutnya.

Paradoks ketiga, sebagai negara yang punya potensi sumber daya energi baru dan terbarukan, tetapi tidak fokus untuk membangunnya, malah menghabiskan energi yang berasal dari fosil.

Sedangkan paradoks keempat, Indonesia dinilai tidak sungguh-sungguh dalam menyiapkan energi yang sifatnya suistanable.

"Ini masalah-masalah yang kita hadapi di mana situasi energi kita cukup mencemaskan. Kita tidak bisa terus menerus dininabobokan. Energi kita tidak sebaik yang kita bayangkan, sehingga kita tidak bisa terus meninabobokan masyarakat," tandasnya.

Salah satu masalah energi yang dihadapi Indonesia membuat di sejumlah daerah krisis listrik. Pemerintah Joko Widodo pun menyiapkan program listrik 35 ribu mega watt yang akan dibangun selama lima tahun ini. (Dny/Ahm)