Sukses

Menko Sofyan Ragukan Rencana Pertamina Hapus Premium

Menghilangkan Premium di Indonesia butuh waktu mengingat keterbatasan kilang minyak dalam negeri untuk memproduksi BBM beroktan tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) secara bertahap akan menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium di kota-kota besar mulai Mei 2015. BBM beroktan 88 tersebut akan diganti dengan produk BBM baru dengan harga lebih murah dari Pertamax.

Menanggapi rencana tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil sangat mendukung meski belum mendengar langsung kebijakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) migas itu terkait penghapusan Premium.

"Saya belum dengar, tapi kalau komersial tidak masalah. Itu ide bagus," ucap dia usai Konferensi Pers Forum Ekonomi Dunia di kantornya, Jakarta, Kamis (16/4/2015).

Lebih jauh kata Sofyan, kebijakan Pertamina sejalan dengan tujuan pemerintah ke depan untuk menghilangkan BBM berkadar oktan 88 atau Premium di Indonesia.

"Kita memang harus menghilangkan RON 88 suatu saat. Kita harus jual BBM dengan RON 92 (Pertamax) dan RON 95 (Pertamax Plus) seperti standar Eropa karena baik untuk lingkungan," terang dia.

Hanya saja, sambungnya, menghilangkan Premium di Indonesia butuh waktu mengingat keterbatasan kilang minyak dalam negeri untuk memproduksi BBM berkadar oktan tinggi.

"Sekarang belum bisa (hilangkan BBM) karena kilang minyak kita sudah tua. Tapi dengan menghapus Premium, Pertamina bisa cari harga yang lebih baik," tegas Sofyan.

Untuk diketahui,  Pertamina berencana mengeluarkan produk BBM dengan oktan di antara Premium yang  beroktan 88 dan Pertamax beroktan 92. Harga BBM baru ini bakal lebih murah dari Pertamax.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, produk baru tersebut untuk memberi pilihan masayarakat dalam mengkonsumsi BBM. "Dalam kondisi ini kami akan keluarkan produk baru supaya orang ada pilihan lagi," kata Ahmad.

Bambang mengungkapkan, produk baru BBM yang akan dikeluarkan Pertamina memiliki kandungan RON di antara Premium dan Pertamax. BBM jenis ini  menjadi variasi diantara Premium dan Pertamax sehingga harganya di bawah Pertamax dan di atas Premium.

"Tengahnya saja antara Premium dan Pertamax," ungkap Bambang.

Untuk memasarkan produk BBM tersebut, lanjut Bambang, Pertamina akan mengurangi fasilitas penjualan Premium pada Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU). Dengan begitu, tidak ada investasi baru untuk menambah produk BBM baru tersebut.

"Nozzle Kita ganti premium, tangki pendam kita ganti punya premium," pungkasnya. (Fik/Gdn)