Sukses

Top 5 Bisnis: Berapa Harga Produk BBM Baru Pertalite?

Pertamina akan meluncurkan produk BBM baru dengan nama Pertalite pada Mei 2015.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan meluncurkan produk Bahan Bakar Baru (BBM) baru dengan nama Pertalite pada Mei 2015. Produk BBM baru ini memiliki kadar oktan antara 90-91.

Vice President Fuel Marketing Pertamina, Muhammad Iskandar mengatakan, dengan kadar oktan tersebut, harga untuk BBM jenis baru tersebut akan berada di bawah Pertamax yang saat ini di level Rp 8.600 per liter namun di atas Premium yang saat ini ada di level Rp 6.800 per liter.

Artikel mengenai peluncuran produk BBM terbaru Pertamina itu menjadi berita yang paling diburu masyarakat. Tak hanya itu, informasi seputar pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika yang digelar di Jakarta dan Bandung juga memikat pembaca.

Lengkapnya, berikut lima artikel paling populer di kanal bisnis Liputan6.com, Senin (20/4/2015):

1. Ini Kisaran Harga Pertalite, Produk BBM Baru Pertamina

Pertamina mengungkapkan harga BBM baru Pertalite berkisar antara Rp 8.000 per liter hingga Rp 8.300 per liter. Sehingga jarak harga dengan Premium dan Pertamax tidak terlalu jauh.

Pertalite ini akan memiliki kualitas lebih baik daripada premium, mengingat kadar RON di premium hanya 88. Namun produk ini memiliki kualitas lebih rendah dibanding Pertamax yang memiliki RON 92.

‎Pertalite merupakan produk asli pengembangan Pertamina. Pertalite ini dipasarkan sebagai BBM transisi karena ke depan untuk jenis Premium secara perlahan akan lenyap dari pasaran. Hingga saat ini hanya Indonesia yang masih menggunakan BBM dengan kandungan RON 88 di dunia.

2. Premium Dihapus, DPR Minta Menteri ESDM Dicopot

Wacana penghapusan BBM jenis Premium yang akan dilakukan oleh pemerintah dan Pertamina ditentang oleh DPR.

Anggota Komisi VII DPR RI, Ramson Siagian bahkan mengatakan, jika BBM jenis ini benar-benar dihapuskan, maka DPR akan mengeluarkan rekomendasi agar Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dan para direksi Pertamina.

Menurut Ramson, Pertamina harus tetap menyediakan BBM jenis Premium sebagai pilihan bagi masyarakat. Dengan demikian, masyarakat sebagai konsumen tetap memiliki banyak pilihan bahan bakar yang sesuai dengan kemauan dan kemampuannya.

3. Ini yang Terjadi Jika Orang Kaya Nikahi Rakyat Jelata

Uang merupakan aspek yang cukup penting dalam pernikahan. Proses mengkombinasikan pendapatan dari masing-masing pribadi yang kemudian digunakan untuk bersama membutuhkan proses yang matang. Apalagi jika nanti tiba waktunya untuk mengeluarkan dana untuk keperluan bersama seperti membeli rumah, kendaraan dan juga untuk membesarkan buah hati.

Banyak studi, jurnal dan artikel dirilis mengenai bagaimana pasangan suami istri harus menangani permasalahan keuangan agar terjadi keharmonisan. Menarik, seorang asisten dosen sosiologi di Duke University, Amerika Serikat, Jessi Streib mempelajari bagaimana pasagan suami-istri dari latar belakang kelas yang berbeda memiliki pandangan yang berbeda pula tentang uang.

4. California Kehilangan 9.000 Miliarder

Berita mengejutkan datang dari California, Amerika Serikat. Jumlah keluarga kaya di daerah tersebut susut drastis hingga mencapai 9.000 orang meskipun jumlah penduduk di daerah tersebut mengalami peningkatan yang cukup besar.

Berdasarkan sensus yang dilakukan oleh Phoenix Affluent Market, perusahaan riset marketing khusus bagi warga makmur dan berpenghasilan tinggi di Amerika, mencatat bahwa pertambahan jumlah populasi keluarga di California mencapai 87.181 rumah tangga pada 2014 lalu.

Tercatat, dalam dua tahun jumlah rumah tangga bertambah dari 2,1 juta rumah tangga ke 2,2 juta rumah tangga. Namun, jumlah keluarga kaya di daerah tersebut justru mengalami penyusutan jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya.

5. Banyak Kepala Negara Tak Hadir, Anggaran KAA Bisa Dihemat

Konferensi Asia Afrika mulai diselenggarakan di Jakarta pada Minggu (19/4/2015) dengan diwali diskusi Selatan Selatan yang dibuka oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta COnvention Centre (JCC), Jakarta Pusat.

Dalam rencana awal, KAA ini akan dihadiri oleh 109 Kepala Negara. Namun hingga perhelatan sudah dimulai tercatata baru 32 Kepala negara dan 107 Delegasi Negara yang menyatakan persetujuannya untuk menghadiri KAA di Jakarta dan Bandung.

Menteri Sekretaris Negara, Pratikno mengaku, ada hal positif bagi Indonesia dengan tidak hadirnya seluruh undangan Kepala Negara tersebut, yaitu dalam hal anggaran. Pratikno menjelaskan pemerintah bisa menghemat anggaran dari kseseluruhan anggaran yang sudah dialokasikan mencapai Rp 200 miliar lebih itu.

(Ndw)