Liputan6.com, Jakarta - Menangkap Myanmar sebagai negara besar yang penuh potensi, Lippo Group aktif membenamkan modalnya di sana. Dengan modal US$ 500 juta atau Rp 6,4 triliun (kurs: Rp 12.877/US$), Lippo Group berencana berinvestasi di bidang kesehatan dengan membangun 12 rumah sakit di Myanmar.
"Yang pertama sudah ada, itu akuisisi. Tahun ini yang kedua akan kita mulai bikin rumah sakit untuk Siloam, persetujuannya sudah minggu lalu," ungkap Wakil Chairman Lippo Group, James Riady, di sela acara World Economic Forum on East Asia di Jakarta, Senin (20/4/2015).
Dia menjelaskan, berbeda dengan rumah sakit pertama yang merupakan hasil akuisisi, rumah sakit kedua akan dibangun sendiri oleh Lippo Group. Rumah sakit yang kedua rencananya akan dibuka akhir 2015.
"Satu rumah sakit itu nilai investasinya sekitar US$ 50 juta-US$ 60 juta," ungkapnya.
Dia menjelaskan, 50 tahun lalu, Myanmar merupakan negara utama di Asean. Berdasarkan sejarah, presiden pertama RI Soekarno ikut membantu mengenalkan Myanmar ke dunia.
Selain berinvestasi di Myanmar, James juga menjelaskan rencana Lippo Group untuk membenamkan modal di Kamboja dan Vietnam. Di Kamboja, James berharap Lippo Group dapat mengembangkan bisnisnya di bidang pendidikan, kesehatan dan perbankan. (Sis/Nrm)