Sukses

Kuota Elpiji 3 Kg Jebol Karena Ulah Pemerintah & Pertamina

Pertamina memperkirakan kuota elpiji ukuran 3 kg akan jebol tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memperkirakan kuota elpiji ukuran 3 kilogram (kg) akan jebol tahun ini. Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika menilai hal itu terjadi karena kesalahan pemerintah dan Pertamina.

Kebijakan Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg telah membuat disparitas harga elpiji non subsidi itu dengan elpiji 3 kg semakin tinggi. Hal ini membuat para konsumen elpiji 12 kg beralih ke elpiji 3 kg yang harganya lebih murah.

Diserbunya elpiji 3 kg tentu membuat kuota yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 kian menipis. Ditambah, tidak ada kebijakan pemerintah untuk melarang orang mampu untuk memakai elpiji 3 kg.

"Itu namanya tidak smart karena barang yang sama persis dijual dengan harga yang jauh berbeda. Ya begitu harga elpiji 12 kg dinaikkan, konsumen hijrah ke elpiji 3 kg yang lebih murah. Jadi kalau konsumsi membengkak dan habis itu salah sendiri," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (20/4/2015).

Meski elpiji 12 kg merupakan barang non subsidi, namun Kardaya meyakini kenaikan harga elpiji tabung biru itu tak lepas dari campur tangan pemerintah. Untuk itu jika kuota elpiji 3 kg habis, DPR tidak mau langsung menambah kuotanya.

"Kalau mereka minta tambahan kuota, ya tidak bisa langsung dikasih. Mereka harus tanggung jawab dulu kenapa stok elpiji 3 kg bisa habis sebelum waktunya," terangnya.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang sebelumnya mengatakan, kenaikan harga elpiji 12 kg pada awal April 2015 menjadi Rp 141.000 dari Rp 134.700 per tabung membuat 20 persen konsumen elpiji 12 kg berhijrah gunakan elpiji 3 kg.

BUMN energi ini memprediksi kuota elpiji 3 kg tidak akan cukup sampai akhir tahun jika pemerintah tidak melarang orang mampu untuk memakai elpiji 3 kg. Pasalnya,  Dari kuota elpiji 3 kg tahun ini mencapai 5,7 juta metrik ton, sebagian ternyata diserap oleh masyarakat mampu.
(Ndw)

Â