Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan mulai berjalan di awal 2016 memicu kekhawatiran tersendiri bagi sejumlah pengusaha kecil dan menengah. Mereka khawatir persaingan bisnis regional yang terjadi melalui jaringan MEA akan menekan usahanya.
Sebaliknya, Direktur perusahaan konsultasi manajemen global McKinsey & Company, Oliver Tonby justru yakin, MEA dapat membuka peluang besar dan memberikan keuntungan bagi para pengusaha kecil dan menengah.
"Banyak yang khawatir karena pengusaha kecil dan menengah memandang MEA sebagai persaingan bisnis. Tapi ini justru peluang besar bagi mereka," tutur Tonby saat menjadi pembicara di salah satu sesi diskusi dalam acara World Economic Forum on East Asia 2015 di Jakarta, Selasa (21/4/2015).
MEA memberikan keuntungan bagi pengusaha kecil dan menengah karena terdapat pengurangan tarif produksi, dan pergerakan barang dan jasa juga lebih liberal saat ASEAN benar-benar terintegrasi.
Meski memang, sebelumnya, Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia Mustapa Mohamed menyebutkan, MEA bukan berarti perdagangan yang bebas mutlak.
Group Managing Director Dupont Singapore, Ho Hsing-Chan menjelaskan, saat ini kelemahan MEA adalah masih banyak pengusaha yang belum memahami peluang dari intergritas ASEAN.
"Pembicaraan banyak terjadi di tataran pemerintahan yang belum diterjemahkam secara baik ke kalangan pengusaha, termasuk pengusaha kecil dan menengah," terangnya.
Mustapa menegaskan, pengusaha kecil dan menengah juga akan mendapatkan peluang mengenalkan produknya ke kancah global melalui jaringan MEA. (Sis/Gdn)
MEA Bisa Buka Peluang Besar buat Pengusaha Kecil & Menengah
MEA jadi peluang pengusaha kecil dan menengah untuk mengenalkan produknya ke kancah global.
Advertisement